Langgam.id – Sepanjang tahun lalu, Universitas Andalas (Unand) menerbitkan 277 judul buku dari para dosen dan peneliti di kampus tersebut. Jumlah itu meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya 160 judul buku.
Uyung Gatot S Dinata, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unand mengatakan sepanjang tahun ada lebih 500 judul buku yang dihasilkan dosen Unand, namun hanya 277 judul buku yang bisa diterbitkan.
“Sebenarnya, 500 lebih judul buku, tetapi yang didaftarkan ISBN 277 judul buku. Karena prosesnya juga panjang, banyak buku baru disetorkan di penghujung tahun, sehingga belum mendapatkan ISBN,” katanya, Kamis (9/1/2020).
Ia memperkirakan tahun ini produksi buku Unand juga akan meningkat, didorong banyaknya penelitian dan pengabdian oleh para dosen, yang dalam kontraknya hasil penelitian harus dipublikasikan dalam bentuk buku.
Uyung mengatakan akan mendorong peningkatan publikasi buku yang dihasilkan para pendidik di Unand. Apalagi, saat ini, klaimnya, produksi buku Unand berdasarkan sinta2.ristekdikti.go.id sudah nomor satu di Indonesia, mengalahkan UI, ITB, UGM dan perguruan tinggi ternama lainnya.
“Kita sudah nomor satu untuk produksi buku, sudah di atas UI. Ini harus ditingkatkan terus,” ujarnya.
LPPM Unand melakukan serah terima buku karya para dosen Unand kepada pimpinan 15 fakultas di perguruan tinggi tersebut, sekaligus me-launching situs tokobuku.unand.ac.id.
Melalui situs tersebut, buku-buku karya dosen Unand akan dipublikasikan, sehingga memudahkan pembaca mengaksesnya.
“Ke depan kita bikinkan aplikasinya, sekarang baru tahap pengenalan lewat website,” katanya.
Wakil Rektor I Unand Mansyurdin mengungkapkan dukungan universitas guna meningkatkan publikasi karya dosen, mulai dari jurnal, artikel scopus, buku, hingga hak cipta cukup tinggi.
“Minimal 15 persen dari total anggaran di Unand dialokasikan untuk penelitian dan pengabdian masyarakat. Outputnya adalah produksi buku tadi,” katanya.
Menurutnya, saat ini rasio dosen Unand yang menulis buku baru berkisar 25 persen dari total sekitar 2.000 orang dosen.