Langgam.id - Kekhawatiran akan punahnya sebuah bahasa membuat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra (BBPSB) RI menelurkan program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD). Itu tertuang pada amanah Pasal 41 dan 42 UU Nomor 24 Tahun 2009. Di Sumatera Barat program turunannya adalah Revitalisasi Bahasa Minangkabau dengan sasaran guru utama.
“Guru utama yang dimaksud adalah guru yang dipilih agar bisa melakukan pengimbasan pada peserta didik dan guru di Sumbar,” ujar Kepala Balai dan Kantor Bahasa Sumbar, Rahmat, Senin (9/6/2025).
Bagi Sumbar, ini merupakan tahun kedua program dilangsungkan. Tahun lalu, dilaksanakan dengan tahapan. Mulai dari Rapat Koordinasi Pemangku Kepentingan, Diskusi Kelompok Terpumpun Penyusunan Modul, Bimtek (Bimbingan Teknis) Guru Utama, Pengimbasan dan Pemantauan, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) hingga Selebrasi FTBI Nasional. Akan tetapi, sehubungan dengan efisiensi anggaran, RBD tahun 2025 difokuskan pada bahasa Minangkabau. Meski begitu, ada 18 kegiatan dilaksanakan sampai awal Agustus 2025 nanti. Ini peningkatan dibanding 5 kegiatan tahun lalu.
Lebih lanjut, Rahmat menyebutkan bahwa bimbingan teknis ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru utama dalam mengajar dan melestarikan bahasa Minangkabau. Guru utama yang terbabit pada kegiatan ini bertanggung jawab untuk mengimbaskan kompetensi yang diperoleh selama bimtek tersebut kepada pengajar sejawat dan siswa di sekolahnya.
Selain itu, guru utama diharapkan dapat memantau pembelajaran RBD di lingkungannya. Bimtek Guru Utama dalam Revitalisasi Bahasa Daerah (Minangkabau) ini dilaksanakan secara merata di 18 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak Mei hingga Agustus 2025.
Fitria Dewi, M.Hum. Koordinator Tim Kerja Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra BBPSB, menambahkan, terlaksananya bimtek ini berkat koordinasi dan kolaborasi BBPSB dengan dinas pendidikan di setiap kabupaten/kota.
“Bimtek di setiap kabupaten/kota tersebut diikuti oleh 40 orang peserta yang berasal dari guru SD/MI, guru SMP/MTs, dan staf dinas pendidikan,” infonya saat pelatihan di Sawahlunto (4/6).
Lima pemateri diundang diundang untuk berkeliling melakukan bimtek dengan metode TOT (Trainer of Trainer) ini. Mereka adalah Manulih Carito oleh Yusrizal KW, Bacarito oleh S. Metron Masdison, Manulih jo Mambaco Pantun oleh Saparman, Badendang oleh Jawahir, dan Bapidato oleh Irwan Malin Basa.
“Ada sedikit perbedaan dari tahun lalu,” ungkap Jawahir usai memberi pelatihan di Sawahlunto (3/6), “Tahun ini, kami lebih dalam dalam melakukan bimbingan. Modul juga diperbaiki agar lebih efisien,” tambah pedendang Minang lulusan Universitas Andalas ini.
Bimtek ini merupakan tahapan pertama dari beberapa rangkaian program RBD tahun 2025. Melalui bimtek ini, diharapkan kelangsungan hidup bahasa dan sastra Minangkabau tetap terjaga serta tercipta ruang kreatif bagi penutur muda untuk terus menggunakan dan mengembangkan bahasa Minangkabau dalam aktivitas keseharian mereka. Kegiatan selanjutnya akan dilaksanakan di Kota Padang panjang, 11-13 Juni 2025.(*/f)