Jalan Terjal Welhendri Azwar Menggapai Guru Besar

Langgam.id- Prof. Welhendri Azwar, S.Ag, M.Si, Ph.D Dt. Rajo Basa dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang ilmu Sosiologi di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Selasa(26/11). Jalannya menuju profesor panjang dan terjal, butuh mengulur kesabaran hingga lima tahun.

Itupun tidak membuatnya berhenti menekuni penelitian untuk menambah karya ilmiah bereputasi internasional. Karyanya bukan hanya diterindeks scopus tetapi juga web of science (WOS). 

“Alhamdulillah. Berkat doa kedua orang tua. Kerja akademik tetap berjalan seperti biasa, meneliti, menulis dan mengajar. Tidak boleh berhenti karena sudah mendapat gelar,” ujar penulis buku Filsafat Ilmu: Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu (Prenada Groups: Jakarta, 2020) ini.

Welhendri sudah memulai proses pengusulan gelar guru besar sejak 2019, namun ada banyak rintangan. Mulai dari kebijakan berubah, tanggapan reviewer terhadap karya-karyanya, bahkan keterlambatan pengiriman berkas. Sementara itu, ada proses guru besar lain yang mulus. Jalan terjal itu harus dijalani dengan sabar dan ikhlas. 

Welhendri tercatat penerima dana hibah penelitian Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) multiyear untuk penelitian tentang Nagari di Ranah Minang, yang membuat karya-karyanya seputar sosiologi bertebaran di jurnal-jurnal ilmiah.

Hasil riset yang menjadi artikel jurnal itu pula yang mengantarkannya menjadi guru besar. Jurnal yang bereputasi tinggi, bukan jurnal predator yang sedang sibuk dibicarakan di ruang publik akhir-akhir ini. 

“Meneliti dan ke lapangan itu harus menjadi candu yang positif bagi akademisi di bidang ilmu-ilmu sosial. Membaca fenomena-fenomena baru dan menganalisisnya secara mendalam dengan teori-teori yang tersedia, mesti dilakukan terus menerus. Karya-karya tulis yang lahir penelitian itulah modal penting mengajar di kelas,” ujar penulis buku Sosiologi Dakwah (Kencana: Jakarta, 2020) ini. 

Pria kelahiran Guguk Koto Aur Tilatang Kamang Kabupaten Agam pada 27 Oktober 1970 itu, mengawali perjalanan pendidikannya di SD Benteng Lama Tilantang Kamang. Kemudian berlanjut di MTsN Bukit Bunian/Bukareh dan MAN Koto Baru Padang Panjang.

Welhendri melanjutkan pendidikan tingginya ke Padang di Program Studi Bimbingan Penyuluhan Masyarakat (BPM) IAIN Imam Bonjol. Resmi menyandang gelar sarjana pada 1994.

Dia juga tercatat sebagai lulusan S-2 pada Program Studi Sosiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sejak 2000. Sedangkan gelar Ph.D. dalam bidang Sosiologi, diraihnya di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) pada 2013. 

Ia mengatakan, temuan riset suatu penelitian yang tajam dan unik bisa didapatkan bila fokus dan serius. Hasil riset yang penuh makna itu harus berani diungkapkan secara kritis.

“Kuncinya, meneliti dan menuliskan berdasarkan panggilan akademik yang mengusung nilai kejujuran, bukan sekadar kegiatan untuk melunaskan kegiatan sehingga hasilnya tak maksimal. Itulah yang sering saya temui ketika diminta jadi reviewer,” ujar pria kelahiran Jorong Guguak Koto Aua Kec. Tilatang Kamang, Agam, Sumatera Barat pada tanggal 27 Oktober 1970 ini. 

Bergelar Dt. Rajo Basa dari kaumnya, Welhendri menyampaikan Orasi Ilmiah yang aktual, Tikam Jejak Demokrasi di Indonesia, isinya riwayat sistem demokrasi yang ada di nusantara sebagai kearifan lokal yang mesti dipertimbangkan oleh negara sebagai protype demokrasi indonesia. 

"Kenapa founding father kita membuat Sila ke-4. Sistem permusyarawaratan dan perwakilan? Ini mereka tidak terjebak dalam system demokrasi yang dianut belahan benua lain. Itulah harusnya menjadi dasar, sistem demokrasi deliberatif. Perwakilan. Sayangnya, euphoria reformasi telah mengimpor system one man one vote Ketika rakyat belum siap. Demokrasi akhirnya jauh dari substansi," ujar Welhendri.

Selain mengajar di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang, sejak kuliah aktif pada beberapa organisasi sosial, keagamaan dan kepemudaan di Sumatera Barat, diantaranya; Sekretaris Pemuda Tarbiyah Islamiyah Provinsi Sumatera Barat tahun 2001-2007, Wakil Sekretaris Gerakan Kerjasama Umat Islam MUI Provinsi Sumatera Barat tahun 2002-2005, Wakil Ketua DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat tahun 2003-2007 dan 2007-2010, Sekretaris Pengurus Daerah Tarbiyah Islamiyah Provinsi Sumatera Barat tahun 2007-2011, Pengurus Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat tahun 2010 sampai sekarang, dan Wakil Sekretaris MUI Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 sampai sekarang.

“Saya penikmat proses dari pada mencapai tujuan yang tidaksesuai prosedur. Ketaatan itu terbentuk dari metode-metode penelitian sosiologi yang dipelajari dan ditekuni. Itu relatepula dengan sikap dan prinsip yang mesti ditegakkan,” kata Welhendri ketika ditanya kunci sukses dalam hidupnya hingga mencapai gelar guru besar. (ABDULLAH KHUSAIRI)

Baca Juga

UIN Imam Bonjol Padang Kukuhkan Empat Guru Besar
UIN Imam Bonjol Padang Kukuhkan Empat Guru Besar
Raih Akreditasi Unggul, UIN Imam Bonjol Padang Siap Bersaing di Tingkat Global
Raih Akreditasi Unggul, UIN Imam Bonjol Padang Siap Bersaing di Tingkat Global
Raih Predikat Unggul,  Rektor UIN Imam Bonjol: Bukti Kualitas dan Dedikasi
Raih Predikat Unggul, Rektor UIN Imam Bonjol: Bukti Kualitas dan Dedikasi
Permasalahan baru yang menimpa umat Islam yakni terkait daftar nama-nama ustadz kondang yang terdaftar dalam jaringan radikalisme.
Pergeseran Nilai Muhammadiyah Sumbar dalam Politik?
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sumbar, Bayu Aryadhi mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi
BP2MI: Tidak Ada Pekerja Migran Indonesia dari Sumbar di Zona Konflik
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman