Langgam.id -- Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) yang telah diakui UNESCO sejak 2019 akan dijadikan kurikulum sekolah diintegrasikan melalui muatan lokal.
Senin (4/11/2024) lalu, dilakukan uji coba dalam Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) WTBOS bertajuk kearifan lokal di SMA N 1 Sumbar, Kota Padang Panjang. Ini akan berlangsung hingga Rabu (6/11/2024).
"Pelajar SMA N 1 ini diberikan pembelajaran terkait WTBOS yang sudah ditetapkan sebagai warisan dunia tak benda. Modul ajar WTBOS ini hadir untuk memperkenalkan warisan budaya dunia di kalangan generasi muda saat ini," kata Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumbar, Undri, saat membuka kegiatan tersebut dikutip dari Kominfo Padang Panjang.
WTBOS ini, sebutnya, juga perlu dipelajari agar mendapatkan insight yang benar. Hal ini adalah sebuah potensi daerah, kekayaan budaya yang sudah memiliki legitimasi. Apalagi, WTBOS ini merupakan satu-satunya warisan tambang yang masih utuh di dunia.
Ia juga menyampaikan, sejak ditetapkan sebagai warisan dunia, pihaknya juga telah melakukan upaya aktivasi melalui Festival Galanggang Arang, dengan tujuan agar masyarakat luas mengetahuinya.
Dalam perluasan aktivasi WTBOS, tambahnya, perlu dilakukan internalisasi nilai melalui dunia pendidikan. Kementerian Kebudayaan kemudian menyusun sebuah model yang dijadikan acuan dalam penguatan nilai WTBOS di lingkungan sekolah.
“Di balik historis dalam sejarah panjang Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto, banyak nilai yang bisa dilestarikan. Tidak saja soal properti cagar budaya, semangat gotong royong dan nilai-nilai kearifan lokal,” terangnya.
Selain di SMA N 1 Sumbar, uji coba modul P5 WTBOS juga telah dilakukan di SMA N 1 Kota Solok pada 29-31 Oktober 2024 lalu. Uji coba didampingi akademisi perguruan tinggi dan juga lembaga praktisi pendidikan lain.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Panjang, Nasrul, S.H, M.Si menyampaikan, sangat mendukung program penguatan nilai-nilai WTBOS dalam pendidikan di Sumatera Barat dan Padang Panjang khususnya.
“Kami sangat mendukung penuh uji coba ini. Kami juga berterima kasih kepada pihak terkait yang telah memilih SMA N 1 Sumbar sebagai salah satu pilot project dalam kegiatan ini. Semoga modulnya nanti bisa dilaksanakan di sekolah se-Sumbar setelah uji coba nanti,” katanya.
Ditambahkannya, WTBOS adalah hal yang sangat penting dan harus dilestarikan serta diperkenalkan kepada para generasi muda. Salah satu media untuk mewariskan nilai budaya melalui pendidikan yang dikoneksikan dengan Kurikulum Merdeka P5.
“Kami menyambut baik hal ini masuk dunia pendidikan dan tak hanya disampaikan kepada masyarakat luas. Jika sudah masuk ke ranah pendidikan tentunya akan terstruktur. Ada modul evaluasi pembelajaran sehingga nanti jelas arah tujuan yang ingin dicapai,” ucapnya.
Kepala SMA N 1 Sumbar, Surya Netti, mengaku sangat senang dengan ditunjuknya sekolahnya sebagai salah satu sekolah uji coba P5 WTBOS. Apalagi, di Padang Panjang juga terdapat stasiun yang menjadi pusat jalur lalu lintas kereta api dalam rangkaian tambang batubara Ombilin Sawahlunto pada masanya.
“Kita harap, SMA N 1 Sumbar bisa memberikan kontribusi positif dalam uji coba ini yang bisa mendorong kesadaran siswa terhadap nilai dan kekayaan warisan budaya di Sumbar dan Indonesia,” ulasnya.
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar yang diwakili Kasi Kurikulum Cabang Dinas Wilayah 1, Fadrizal, Tim Kerja Pengembangan WTBOS. (*/Fs)