Langgam.id – Dalam debat publik yang digelar pada Sabtu (26/10/2024), dua pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Tanah Datar saling bertukar gagasan tentang pembangunan di sektor pariwisata, mitigasi bencana, dan revitalisasi sektor pertanian.
Tema-tema yang menjadi fokus pembahasan antara lain pengembangan Danau Singkarak sebagai destinasi wisata unggulan, penanganan dampak bencana terhadap lahan pertanian, serta upaya meningkatkan partisipasi generasi muda dalam sektor pertanian.
Pasangan calon nomor urut 01, Richi Aprian dan calon wakilnya, mengedepankan pendekatan berbasis lingkungan dan kelestarian ekosistem dalam pengembangan pariwisata. Sementara pasangan nomor urut 02, Eka Putra, menyajikan rencana lebih terstruktur terkait penetapan geopark dan inovasi di bidang pertanian modern.
Pengembangan Pariwisata di Danau Singkarak
Dalam segmen pariwisata, Richi Aprian, calon bupati nomor urut 01, menggarisbawahi pentingnya pengembangan yang berkelanjutan di sekitar kawasan Danau Singkarak. Menurutnya, danau tersebut memiliki potensi yang besar sebagai destinasi wisata utama, tetapi harus dikembangkan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
“Danau Singkarak adalah salah satu aset terbesar kita, dan seharusnya dapat dikembangkan sebagai geopark. Namun, perizinan yang lambat dan kurangnya kebijakan yang mendukung kelestarian ekosistem masih menjadi kendala. Kami akan berkomitmen untuk mempercepat proses perizinan sambil menjaga keseimbangan lingkungan agar pengembangan tidak merusak ekosistem biota di sana,” jelas Richi dalam debat tersebut.
Richi juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area sekitar Danau Singkarak. Menurutnya, pembangunan tersebut, jika tidak ditangani dengan cermat, dapat berdampak buruk terhadap keanekaragaman hayati di danau itu.
“PLTS memang penting, tapi kami ingin memastikan tidak ada pembangunan yang mengorbankan kelestarian lingkungan. Danau Singkarak harus menjadi tempat yang aman bagi flora dan fauna yang hidup di dalamnya. Kami akan meninjau ulang proyek ini dan memastikan dampaknya terhadap lingkungan benar-benar diperhitungkan,” tambah Richi.
Di sisi lain, calon bupati nomor urut 02, Eka Putra, menyoroti inisiatif yang telah diambil oleh pemerintah Kabupaten Tanah Datar untuk mendorong status Danau Singkarak sebagai geopark. Menurut Eka, geopark dapat meningkatkan potensi wisata sekaligus melestarikan budaya dan lingkungan di sekitar danau.
“Kami telah mengusulkan Danau Singkarak untuk menjadi bagian dari Geopark Nasional. Dengan ini, kita bisa mendapatkan pengakuan dari UNESCO. Pengembangan geo-site seperti Puncak Awua Serumpun dan Batu Baraguang di Sumpu juga akan meningkatkan daya tarik wisata dan mempromosikan warisan budaya lokal. Ini adalah langkah konkret yang telah kami ajukan demi keberlanjutan pariwisata Tanah Datar,” tutur Eka.
Mitigasi Bencana dan Pemulihan Lahan Pertanian
Pada topik mitigasi bencana, kedua paslon menyoroti pentingnya persiapan dan tanggapan yang cepat dalam menghadapi bencana alam yang kerap melanda Tanah Datar. Eka Putra, sebagai calon bupati nomor urut 02, menjelaskan bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi bencana, termasuk membangun infrastruktur mitigasi.
“Kami telah membangun beberapa Sabodam di titik-titik rawan bencana serta memasang Early Warning System (EWS) untuk mendeteksi potensi bencana lebih awal. Selain itu, trauma healing juga kami lakukan untuk para korban, termasuk menyediakan tempat tinggal sementara bagi yang terdampak,” jelas Eka.
Eka menambahkan bahwa langkah pemulihan tidak hanya berhenti pada bantuan fisik, tetapi juga melibatkan pemulihan ekonomi, terutama untuk masyarakat yang lahan pertaniannya terdampak bencana.
Richi Aprian, sebagai calon nomor urut 01, menyatakan bahwa salah satu prioritas utamanya adalah pemetaan yang lebih akurat terkait lahan-lahan pertanian yang terdampak bencana. Ia menilai bahwa banyak lahan pertanian yang rusak belum mendapat bantuan yang memadai karena kurangnya data yang tepat.
“Langkah pertama yang akan kami lakukan adalah memetakan semua lahan pertanian yang terdampak bencana, baik akibat erupsi Gunung Merapi maupun banjir bandang. Setelah itu, kami akan memastikan ada alokasi bantuan yang tepat sasaran untuk para petani. Ini termasuk bantuan pupuk, bibit, serta teknologi pertanian untuk mempercepat pemulihan,” tegas Richi.
Richi juga menyebutkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat serta lembaga-lembaga terkait untuk mempercepat proses pemulihan dan menyediakan infrastruktur yang tahan bencana, khususnya di kawasan-kawasan rawan.
Menarik Generasi Muda ke Dunia Pertanian
Dalam sektor pertanian, kedua paslon sepakat bahwa regenerasi petani harus menjadi fokus utama jika Tanah Datar ingin menjaga produktivitas pertanian dalam jangka panjang. Richi Aprian menyampaikan kekhawatirannya bahwa semakin sedikit generasi muda yang tertarik untuk bekerja di sektor pertanian. Ia menekankan bahwa diperlukan program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani serta menurunkan biaya produksi agar profesi ini kembali menarik.
“Kami akan meluncurkan program bajak gratis, subsidi pupuk, dan memastikan ketersediaan air yang mencukupi. Kami juga akan memperbaiki infrastruktur irigasi agar para petani tidak kesulitan dalam bercocok tanam. Hal-hal ini akan mendorong generasi muda untuk kembali melihat pertanian sebagai sektor yang menjanjikan,” ujar Richi.
Richi juga mengusulkan adanya pelatihan khusus bagi petani muda, yang tidak hanya mencakup teknik bercocok tanam, tetapi juga manajemen usaha pertanian agar para petani bisa lebih mandiri dan kompetitif.
Sementara itu, Eka Putra menegaskan bahwa pihaknya telah memulai langkah-langkah untuk memperkenalkan pertanian modern melalui penggunaan teknologi pertanian cerdas (smart farming). Ia mengklaim bahwa pemerintah Kabupaten Tanah Datar telah membangun beberapa screen house untuk membantu petani memproduksi hasil pertanian yang lebih berkualitas.
“Kami telah membangun 19 unit screen house untuk budidaya berbagai komoditas. Dengan teknologi ini, produktivitas petani akan meningkat, dan hasilnya akan lebih stabil. Smart farming adalah masa depan pertanian, dan kami ingin memastikan para petani muda dapat menguasai teknologi ini agar Tanah Datar tetap menjadi daerah agraris yang kuat,” jelas Eka.
Ia menambahkan bahwa pemerintah juga telah mengadakan program-program pendampingan dan pelatihan bagi para petani milenial untuk menguasai teknologi modern, yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing hasil pertanian Tanah Datar di pasar lokal maupun nasional. (DH/Fs)