Membangun Budaya Politik Sehat Lewat Sosialisasi Politik Inklusif

Membangun Budaya Politik Sehat Lewat Sosialisasi Politik Inklusif

Difa Novia Wahyuni. (Foto: Dok. Pribadi)

Budaya politik sehat yang menjunjung tinggi toleransi dan pluralisme sangat penting untuk menopang demokrasi. Namun di Indonesia, masih banyak hasutan kebencian dan perpecahan yang memicu polarisasi. Hal ini disebabkan karena sosialisasi politik selama ini kurang melibatkan seluruh kelompok masyarakat secara inklusif. Oleh karena itu, perlu diperbaiki cara menanamkan pemahaman politik di masyarakat.

Sosialisasi politik merupakan proses di mana individu atau kelompok diajak untuk memahami dan berpartisipasi dalam politik, jika dilakukan dengan baik maka sosialisasi politik dapat menciptakan warga negara yan kritis, rasional, dan partisipatif. Nanum, sosialisasi politik diindonesia masih sering dilaksanakan dengan pendekatan yang eksklusif dan terkadang mempromosikan kelompok tertentu atau memperkuat polarisasi padahal idealnya sosialisasi politik dilakukan secara inklusif, membuka ruang bagi semua lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, agama, atau etnisitas.

Membangun empati melalui sosialiasi multikultural, Sosialisasi politik multikultural merupakan pendekatan sosialisasi yang melibatkan dan menampung berbagai perspektif serta nilai-nilai lokal dari berbagai kelompok masyarakat di dalamnya, tanpa mengecualikan siapapun.
Salah satu penyebab mudahnya terjadinya polarisasi adalah kurangnya pengertian satu sama lain antarkelompok, padahal membangun jembatan saling pengertian adalah kunci harmoni politik. Cara ini dapat menanamkan empati, penghargaan, serta kerukunan antarkelompok dalam beropini.

Tantangan budaya politik diindonesia, budaya politik diindonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, salah satunya adalah kuatnya pengaruh politik identitas. Politik identitas sering kali digunakan oleh elit politik untuk memperkuat dukungan, strategi ini mengesampinkan rasionalitas dalam pemilihan dan mengakibatkan masyarakat terpecah berdasarkan afiliasi identitas dan polarisasi semakin kentara.

Dapat kita lihat disisi pendidikan politik masih belum merata, banyak masyarakat yang masih belum mengetahui sepenuhnya hak dan tanggung jawab politiknya. Tanpa adanya pendidikan politik yang memadai, masyarakat tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk berpartisipasi secara efektif dalam proses demokrasi.

Sosialisasi politik inklunsif menjadi solusi yang relevan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dialami, sosialisasi politik inklunsif bertujuan untuk membuka ruang bagi semua kelompok masyarakat agar bisa terlibat dalam proses politik secara setara, namun untuk mewujudkan ini perlunya bantuan dari berbagai pihak ,baik dari pemerintah, partai politik, media, maupun masyarakat sipil.
Ada beberapa langkah yang dapat membangun sosialisasi politik seperti:
Pendidikan politik sejak dini.
Peran aktif media dalam memberikan informasi yang akurat.
Mendorong partisipasi politik kelompok marginal kelompok – kelompok yang selama ini terpinggirkan.
Mengembangkan forum diskusi dan dialog antar kelompok forum diskusi dan dialog antar kelompok sangat penting untuk mengatasi polarisasi.

Meningkatkan Literasi Politik melalui Pendidikan Informal, Selain itu, literasi politik masyarakat juga masih rendah. Padahal, pemahaman yang mendalam mengenai sistem politik dan isu-isunya dapat mencegah politik identitas. Oleh karena itu, pendidikan informal seperti pelatihan kewarganegaraan perlu dipromosikan bersama LSM dan komunitas lokal. Hal ini akan mengembangkan pemikiran kritis masyarakat.

Sosialisasi politik yang bersifat inklusif dan multidimensional mampu membangun masyarakat demokratis yang toleran dan menjunjung tinggi kerukunan. Pendekatan sosialisasi politik tidak hanya terfokus pada satu aspek saja, melainkan melibatkan berbagai unsur masyarakat dalam berbagai tingkatan. Dengan demikian, pesan-pesan politik akan tersampaikan secara merata ke seluruh lapisan masyarakat.

Sosialisasi multidimensional ini melibatkan partisipasi pemerintah, lembaga adat, sekolah, keluarga, organisasi kemasyarakatan, dan elemen-elemen lainnya. Masing-masing memiliki andil sesuai perannya masing-masing dalam menyampaikan nilai-nilai toleransi, empati, pluralisme, dan kerukunan antarumat beragam. Pesan-pesan ini akan lebih tersangkut secara holistik di benak masyarakat.

Dengan terbentuknya masyarakat yang saling menghargai perbedaan dan mampu berkompromi, maka iklim politik pun akan tercipta dengan aman dan kondusif. Tidak akan terjadi polarisasi dan konflik berbasis identitas. Sebaliknya, demokrasi akan berjalan secara sehat karena didukung budaya politik yang menjunjung tinggi toleransi. Oleh karena itu, sosialisasi politik inklusif dan multidimensional sangat penting untuk membangun masa depan politik Indonesia yang lebih baik dan kondusif.

*Penulis: Difa Novia Wahyuni (Mahasiswa Ilmu Politik FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Operasi Tangkap Tangan (OTT) telah menjadi instrumen yang sangat efektif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Meski demikian,
OTT Itu Penting: Sebuah Bantahan untuk Capim KPK Johanis Tanak
Pada tahun 2024 ini pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan digelar di 10.846 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah pemilih
Menolak Politik Uang: Menjaga Integritas Demokrasi di Sumatra Barat
Konsep multiverse atau "alam semesta jamak" telah lama menarik perhatian ilmuwan dan filsuf sebagai cara untuk memahami potensi keberadaan
Multiverse: Dimensi Paralel dalam Sains dan Budaya Populer
Pasaman Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatra Barat, dikenal dengan keberagaman etnis dan budayanya. Wilayah ini dihuni oleh
Romantisme Asimilasi di Pasaman Barat
Indak karambia amak ang ko do..!" Ungkapan dalam bahasa Minang itu pernah terlontar dari Bapak Republik ini kepada kolonial Belanda yang saat
Amarah Tan Malaka: Umpatan dalam Bahasa Minang kepada Kolonial Belanda
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad berkembang di tengah masyarakat Arab Jahiliah yang akidah dan moralnya sangat rusak, sehingga
Kejayaan Ilmu Pengetahuan Islam: Inspirasi dari Masa Lalu untuk Kebangkitan Masa Kini