Langgam.id - Berakting sebagai Bung Hatta dalam film dokumenter Bung Hatta berjudul "Kesunyian Yang Berbisik", menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan bagi David Chalik.
Meski film besutan sutradara kondang, Garin Nugroho, itu sudah tayang sejak 2002 silam, namun berperan sebagai tokoh proklamator Indonesia tetap membekas di hati David.
“Saya pengagum berat Bung Hatta. Banyak buku tentang Bung Hatta yang saya baca. Makanya film itu sangat berarti bagi perjalanan karir saya di dunia hiburan,” kata David, Kamis (19/12/2019).
David masih mengingat sebuah peristiwa penting dalam proses pembuatan film tersebut. Ketika itu, dia diizinkan oleh putri-putri Bung Hatta untuk mengenakan baju yang pernah dipakai Bung Hatta.
Padahal, para putri Bung Hatta belum mengetahui bahwa David berdarah Minang. Bahka boleh jadi tak banyak yang tahu, bahwa David Chalik, adalah orang asli Sumatra Barat.
Darah Minang yang mengalir di tubuh pria kelahiran 1977 ini berasal dari kedua orang tuanya. Ibunya asli Banuhampu, Agam. Sedangkan ayahnya berasal dari Tarok, Bukittinggi. David adalah cucu Aisyah Chalik, pemilik toko suvenir terkenal di Bukittinggi.
“Saya pernah tumbuh dan bersekolah di Bukittinggi, saat masih duduk di bangku sekolah dasar,” ujar David yang kini tengah kuliah pascasarjana Ilmu Quran dan Tafsir di Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran, di Ciputat, Banten.
Seni peran memang melekat dalam karir David. Namun, ia cukup selektif memilih peran yang disodorkan kepadanya. Salah satunya adalah ketika ia menjadi Kiai Ahmad Dahlan pada film Nyai Ahmad Dahlan. David hanya mau jika peran yang ia dapat mempunyai nilai.
Kini, David juga menjadi seorang pebisnis. Sebuah pabrik sepatu miliknya berdiri sejak enam tahun lalu di kawasan Cikupa, Tangerang, Banten. Jumlah karyawannya pun sudah ratusan orang. Produksi sepatu buatannya juga sudah diekspor ke mancanegara.
Bagi David, menjadi seorang pebisnis merupakan sebuah cara untuk melampaui rutinitas, sekaligus wahana ujian untuk naik kelas. David meyakini, jika tujuannya mengerjakan sesuatu lebih besar dari sekadar uang, maka uang akan mengikuti dengan sendirinya
“Saya sadar dan tahu betul, bahwa banyak sekali anak muda di Sumbar yang punya mental dan sikap seperti itu. Makanya tak heran, Ranah Minang dulu menghasilkan begitu banyak tokoh bangsa, yang ikut memerdekakan negeri ini,” tutur David.
Karenanya, David mengajak anak muda Sumbar untuk berani bermimpi besar. Lalu, mewujudkan mimpi itu menjadi sebuah karya, sehingga nama besar Sumatera Barat kembali bergaung di pentas nasional.
“Saya mengajak anak muda di Sumatera Barat untuk berani jadi pengusaha. Bukankah orang Minang memang pandai manggaleh?” kata David.
David sangat berharap agar pemerintah Sumbar menjadi pendukung utama bagi anak muda untuk memulai usaha. Bagi David, pemerintah daerah bisa memainkan perannya sebagai pendukung dari sisi finansial dan jaringan.
“Pada sisi itu, pemerintah bisa memainkan perannya. Pembangunan infrastruktur memang perlu dilakukan. Tapi, tak kalah penting pula adalah membangun manusia yang akan memakai infrastruktur. Pemberdayaan menjadi kata kunci dalam pembangunan sumber daya manusia,” pungkas David. (*/ICA)