InfoLanggam - Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sumbar, Andre Rosiade meminta semua pihak meningkatkan sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung serentak yang dijadwalkan 27 November 2024.
Kalau tidak, dikhawatirkan tingkat partisipasi pemilih akan rendah seperti Pemungutan Suara Ulang (PSU) DPD RI di Sumbar 13 Juli 2024 lalu.
“Kami melihat datanya, partisipasi sangat rendah. Jauh di bawah 50 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) yang ada. Meski tak berpengaruh terhadap legitimasi terpilihnya wakil rakyat di DPD RI, tapi membuat terlihat kurang elok. Karena masyarakat yang berpartisipasi sangat-sangat rendah. Jauh di bawah Pemilu atau Pilkada terakhir yang berlangsung,” kata anggota DPR RI asal Sumbar ini, Minggu (21/7/2024).
Andre Rosiade mengatakan, dari data rekapitulasi hasil PSU, setelah Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) didapati partisipasi pemilih yang sangat mengecewakan. Usai rapat pleno terbuka rekapitulasi tingkat provinsi di Kota Padang didapat suara sah di Sumbar hanya 1.461.058 atau sekitar 35,71 persen saja. Padahal, dana yang dikucurkan negara untuk PSU DPD ini mencapai Rp350 miliar.
“Semua pasti menyayangkan angka partisipasi pemilih menunjukkan jauh di bawah 50%. Rata-rata partisipasi di Sumbar hanya 35,71%. Di ibu kota Sumbar, Kota Padang angkanya lebih rendah lagi. Hanya terdapat suara sah sebanyak 207.555 orang, dengan persentase hanya 31,1 persen dari daftar pemilih tetap 666.178 orang yang tersebar di 11 kecamatan. Ini tentu menjadi catatan bagi kita semua,” kata anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra ini.
Andre Rosiade menekankan, Pilkada serentak di Sumbar akan digelar di 19 Kabupaten/Kota dan Provinsi. Dipastikan, sampai saat ini masih banyak warga yang tidak tahu kapan akan digelar. Namun ini dimaklumi, karena saat ini KPU masih bersiap-siap membuka pendaftaran calon baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang akan dimulai Agustus 2024.
“Rendahnya partisipasi pemilih pada PSU harus kita jadikan catatan bersama. Tidak hanya KPU tapi juga partai politik dan juga bakal calon yang akan maju juga harus bekerja menyosialisasikan. Jangan sampai, partisipasi pemilih berada di bawah 50 persen. Jauh di bawah persentase pemilih Pilkada sebelum-sebelumnya,” kata anggota Komisi VI DPR RI ini.
Kalau partisipasi pemilih masih rendah, kata Andre, tentu sangat disayangkan anggaran Pilkada serentak yang mencapai ratusan miliar yang telah disiapkan akan percuma. Karena, pemimpin yang menjadi representasi lebih banyak warga tentu lebih baik, dibanding hanya dipilih oleh sebagian saja.
Andre menyebut, partisipasi rendah selama ini, bisa saja karena kurangnya sosialisasi dan minimnya respon mayarakat. Untuk itu, dia berharap, semua pihak bekerja keras untuk meningkatkan partisipasi pemilih Pilkada serentak 2024.
“KPU menyebut rendahnya partisipasi PSU DPD karena kebosanan masyarakat dengan kontestasi ini. Mungkin untuk Pilkada jangan sampai terjadi. Harus dibuat meriah dan warga senang ke TPS,” katanya.
Andre Rosiade juga akan meminta semua kader Gerindra untuk membantu menyosialisasikan Pilkada serentak. Baik pengurus dari tingkat DPD Sumbar, DPC Kabupaten/Kota, sampai tingkat Kecamatan dan kelurahan/nagari.
“Para kandidat apalagi, harus lebih ekstra keras sosialisasi. Agar partisipasi pemilih lebih baik di bandingkan Pilkada 2020. Apalagi PSU DPD RI,” kata Andre Rosiade. (*)