Langgam.id - Tiga desa wisata di Sumatra Barat (Sumbar) berhasil masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Salah satunya adalah Desa Wisata Pesona Pagadih yang berada di Kabupaten Agam.
Dua desa wisata lainnya di Sumbar yang masuk 50 besar ADWI 2024 ialah Desa Wisata Ekowisata Berbasis PRB Nagari Amping Parak di Pesisir Selatan dan Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang di Kabupaten Solok.
Khusus Desa Wisata Pesona Pagadih, dilansir dari jadesta.kemenparekraf.go.id, bahwa secara administratif Desa Pagadih/Desa Wisata Pesona Pagadih terletak di Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, dan bertopografi perbukitan antara 900 - 1300 Mdpl.
Nagari Pagadih didiami oleh 2.200 jiwa yang terbagi ke dalam lima jorong meliputi Jorong Bateh Gadang, Jorong Pagadih Mudiak, Jorong Tigo Kampuang, Jorong Banio Balirik dan Jorong Pagadih Hilia, yang pariwisatanya dikelola oleh Pokdarwis Pesona Pagadih dan KUPS Agroekoeduwisata Pesona Pagadih.
Nagari Pagadih memiliki objek wisata yang sangat kompleks yaitu wisata alam, wisata budaya, wisata religi dan wisata sejarah.
Nagari Pagadih adalah salah satu nagari yang menarik untuk dijadikan salah satu destinasi tujuan wisata. Selain titik wisata yang hampir tersebar di seluruh wilayah nagari, baik yang telah alami terbentuk semisal Goa Kapur Bukik Ngalau yang hanya berjarak 200 meter dari jalan utama.
Selain itu Nagari Pagadih juga memiliki kawasan konservasi yang menjadikannya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi Nagari Ekowisata.
Strategi pengembangan ekowisata yang dipadukan dengan sektor perkebunan (agro) pendidikan (edu) yang dikemas dengan atraksi kebudayaan dan semangat pelestarian alam dan lingkungan diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tren wisatawan dimasa kini dan masa yang akan datang.
Keunikan desa ini yaitu di sejarah nagari itu sendiri yang mana Nagari Pagadih mulai terbentuk sekitar tahun ± 1800-an yang sebelumnya dikenal dengan Kampuang Dalam. Masyarakat yang datang ke Nagari Pagadih umumnya berasal dari Kamang.
Adapun mengenai nama Pagadih muncul dari kata perintah ‘Paga-dih!’ yang artinya seseorang memerintahkan untuk memagari suatu daerah maka ditancapkanlah tongkat yang dibawanya itu ke tanah.
Lama kelamaan tongkat tersebut hidup dan tumbuh menjadi kayu beringin besar yang sampai saat ini masih hidup di tengah-tengah kampuang. Lokasi itu disebut ‘tampat’.
Menurut penuturan orang tua-tua dan dipercaya di Nagari Pagadih awalnya masyarakat yang datang dari Kamang berjumlah enam suku. Sehingga ninik mamak yang enam suku tersebut dikenal dengan istilah ‘rajo’ di Nagari Pagadih. Mereka itu adalah:
- DT. Rajo Nagari suku Koto
- DT. Rajo Pangulu suku Bodi
- DT. Rajo Panawa suku Piliang
- DT. Rajo Imbang suku Sikumbang
- DT. Rajo Ruhun suku Pibada
- DT. Rajo Panduko Satisuku Jambak
Dari keenam suku inilah lama-kelamaan masyarakat di Pagadih berkembang. Kemudian ditambah dari suku-suku lain yang datang kemudian. Hingga saat ini jumlah ninik mamak Nagari Pagadih sudah mencapai 20 orang yang dikenal dengan Niniak Maman Nan 20 Dikato Dalam Nagari.
Kemudian, sejarah desa ini dahulunya saat agresi militer Belanda, tokoh-tokoh Nasional seperti, M Natsir, dan Mr Syafruddin Prawiranegara bersembunyi di desa ini.
Hal ini karena desa ini sangat strategis untuk bersembunyi disebabkan Desa Pagadih dikelilingi bukit yang tinggi dan area yang susah di akses pada saat itu. Serta, masih banyak keunikan desa ini yang wajib banget para wisatawan untuk kunjungi.
Rekomendasi kunjungan saat di Desa Wisata Pagadih:
- Air Terjun Sarasah Pagadih Gadang
- Gua Ngalau
- Bukik Ngalau/Bukik Kebun Serai
- Bukik Tontong dan Camping Ground
- Surau Tuo Syekh Tuanku Jadid
- Makam Syekh Tuanku Jadid / "Tampat" Tempat sejarah asal mula pagadih/makam 6 Rajo
- Rumah Singgah M Natsir Dan Mr Syafruddin Prawiranegara
- Festival Batanam Padi
- Festival Panen Padi
- Alek Gadang Nagari Pagadih
Sementara itu, fasilitas yang ada di Desa Wisata Pesona Pagadih yaitu areal parkir, jungle tracking, kuliner, musala, selfie area, spot foto, dan wifi area. Selain itu, di Desa Wisata Pesona Pagadih juga tersedia sejumlah homestay. (*/yki)