PalantaLanggam - Bank Sampah Unit (BSU) Andalas Sepakat menjadi objek kunjungan dan belajar dua daerah yaitu tim dari Desa balai Naras Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman dan tim dari Nagari Kinari Kabupaten Solok secara bersamaan.
Tim dari Balai naras melakukan pelatihan terkait manajemen bank sampah, daur ulang sampah jadi kerajinan dan belajar mengolah sampah organik dengan menggunakan ulat maggot Black Soldier Fly (BSF).
Sementara tim dari Kinari hanya melakukan kunjungan dan meilhat secara umum bagaimana tata cara mendirikan bank sampah, pembukuan dan kiat-kiat untuk mengaktifkan bank sampah, karena di kinari sudah berdiri bank sampah tapi tidak aktif.
Peserta dibagi atas tiga kelompok yaitu tim manajemen bank sampah, tim daur ulang dan tim BSF. Peserta dari Naras mengikuti penjabaran pemateri setiap sesi yang disampaikan. Setiap sesi selalu disertai dengan diskusi.
Total lebih dari 120 menit masing-masing materi didapat oleh peserta. Peserta mendapatkan materi dari paket yang sudah dipilih dan masing-masing peserta diberikan sertifikat pelatihan.
Pelatihan ini menurut Kepala Desa Balai naras sangat menarik, karena memancing minat peserta untuk mengembangkan pengelolaan sampah seperti yang ada di BSU Andalas Sepakat.
Total ada 1.900 jiwa yang ada di desa ini da nada 3 pasar jika memungkinkan dikerjasamakan dengan BUMDES yang ada di Desa Balai Naras.
Menurutnya, Desa Balai Naras sudah ada TPST 3R yang bisa dikembangkan dan berpotensi lebih besar dari BSU Andalas Sepakat.
Ia juga menyatakan ingin melakukan kerja sama nantinya dengan BSU Andalas dalam hal pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan metode bank sampah.
Turut hadir Tim Pendamping Inovasi Desa Kecamatan Pariaman Utara yang mengutarakan ketertarikannya dengan pengelolaan sampah metode bank sampah ini.
Ia juga menyatakan akan mengajak diskusi tim yang ikut dalam studi komparatif tersebut untuk membahas kelanjutan yang disarankan oleh Direktur BSU Andalas Sepakat.
Sementara tim Kenagarian Kinari mengajukan pertanyaan yang menarik terkait dengan bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengubah cara pandang masyarakat yang sudah biasa membuang sampah sembarangan.
Narasumber Manajemen Bank Sampah Syaifuddin Islami, mengatakan, segala sesuatu dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal terkecil dan di mulai dari sekarang (3M).
"Bagaimana caranya kita mengajak masyarakat memilah sementara kita dan pengurus bank sampah tidak ikut memilah. Bagaimana caranya mengajak masyarakat menjadi nasabah sementara pengurus saja tidak ikut menabung. Mulai lah dari kita, mulailah dengan mengajak pejabat setempat untuk ikut memilah dan menabung sampah," terangnya.
Sementara Ketua RW 04 sekaligus Bendahara BSU Andalas Sepakat, Rahmadhonni, menyampaikan, perlu melibatkan semua unsur dalam pendirian bank sampah.
Sedangkan Rivo Indra Yuna selaku narasumber dan Ketua pemuda, menyatakan pelibatan pemuda akan mempercepat perkembangan bank sampah, karena pemuda lebih banyak waktu dan mudah melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
Muhammad Arsal selaku narasumber BSF menyampaikan bahwa budidaya BSF akan menciptakan sumber ekonomi baru yang bisa mengkombinasikan pengelolaan sampah organik dengan ternak ayam dan lele.
Lalu, Maivita juga menyebutkan, olahan sampahnya seperti tas daur ulang, tidak hanya bereda di Indonesia, bahkan sudah ikut pameran di hongkong dan Australia. (Osh)