Menyorot Fenomena Korean Wave di Indonesia

Menyorot Fenomena Korean Wave di Indonesia

Nashuha Saidelfi Karen (Foto: Dok. Pribadi)

Budaya Korea telah berkembang dan menyebar dengan sangat pesat dalam beberapa waktu belakangan ini. Budaya Korea berkembang dengan pesat melalui industri hiburan Korea yang menyebar secara global dan diminati oleh seluruh kalangan, baik dari remaja, dewasa, bahkan anak-anak.

Fenomena ini disebut sebagai Korean Wave atau Hallyu. Dilansir dari Wikipedia, Korean Wave atau gelombang Korea merupakan suatu istilah yang digunakan untuk fenomena penyebaran budaya populer Korea yang menyebar secara global melalui industri hiburan, seperti musik, film, drama, dan fashion.

Fenomena Korean Wave ini telah menyebar luas ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia sendiri, Korean Wave mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2000-an. Penyebaran Korean Wave di Indonesia dimulai dari masuknya drama-drama Korea, kemudian berkembang dengan masuknya K-Pop yang banyak diminati oleh seluruh kalangan, dan juga fashion Korea yang banyak diminati dan diikuti oleh kebanyakan remaja di Indonesia. Lantas, apakah hal yang menyebabkan Korean Wave sangat populer di Indonesia dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat dan budaya Indonesia?

Penyebab Korean Wave populer di Indonesia

Masuknya Korean Wave yang banyak diminati dan populer di kalangan masyarakat Indonesia tentunya bukan hanya karena budaya itu masuk begitu saja, terdapat proses penerimaan oleh masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea yang masuk dan juga terdapat faktor lain yang menyebabkan Korean Wave ini populer di Indonesia, faktor-faktor tersebut yaitu :

  1. Adanya kemajuan teknologi dan informasi yang menjadi media dalam proses penyebaran Korean Wave.
  2. Pengaruh dari globalisasi. Pengaruh dari globalisasi menyebabkan banyak budaya-budaya dari luar masuk ke Indonesia, yang membuat budaya-budaya dari luar lebih diminati dibanding budaya lokal Indonesia
  3. Adanya pemanfaatan sosial media dalam penyebaran Korean Wave. Kebanyakan orang-orang mengetahui budaya-budaya Korea melalui konten-konten yang banyak disebarkan di sosial media, seperti drama Korea, konten-konten dari grup K-Pop, dan lain sebagainya.
  4. Kualitas produksi dari industri hiburan Korea yang lebih baik dan bagus.
  5. Pengiklanan produk Korean Wave yang bagus dan menarik. Budaya Korea dapat diterima dan diminati oleh seluruh kalangan tentunya tidak terlepas dari adanya pihak Humas yang berhasil menciptakan citra yang baik terhadap produk-produk Korean Wave, seperti K-Drama, K-Pop, dan juga Korean Fashion di mata masyarakat. Selain itu, iklan-iklan mengenai Korean Wave yang diproduksi oleh pihak Humas disajikan secara bagus, rapi, unik, dan menarik sehingga banyak masyarakat yang tertarik dengan Korean Wave.

Pengaruh Korean Wave terhadap Indonesia

Masuknya Korean Wave di Indonesia tentunya memiliki banyak pengaruh di Indonesia, baik dalam sisi positif maupun dari sisi negatif. Pengaruh-pengaruh Korean Wave ini dapat dilihat dalam aspek ekonomi, budaya dan juga sosial. Adapun pengaruh-pengaruh tersebut adalah :

  1. Aspek ekonomi

Dalam aspek ekonomi, Korean Wave dapat meningkatkan ekonomi negara dan juga bisnis-bisnis yang ada di Indonesia. Contohnya dari konser-konser K-Pop yang diselenggarakan di Indonesia, tentunya terdapat pajak yang dikenakan untuk melaksanakan konser tersebut dan juga ada sewa yang harus dibayarkan kepada pihak tertentu untuk menyewa tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan konser.

Salah satu produk dari Korean Wave, yaitu K-Pop, grup-grup K-Pop biasanya rutin merilis merchandise mereka. Para penggemar K-Pop tentunya tidak ingin ketinggalan untuk mendapatkan merchandise dari grup kesukaannya. Beberapa penggemar dengan senang hati akan membeli merchandise tersebut dari Korea, yang mana barang yang masuk dari luar negeri akan dikenakan pajak dari Bea Cukai. Hasil dari pajak tersebut tentunya dapat meningkatkan ekonomi negara.

Selain itu, populernya Korean Wave di Indonesia dapat meningkatkan ekonomi dari bisnis-bisnis yang ada di Indonesia. Belakangan ini, banyak perusahaan-perusahaan yang berlomba-lomba untuk menjadikan artis-artis Korea sebagai brand ambassador mereka. Hal ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat Indonesia untuk membeli produk-produk mereka. Contohnya seperti Tokopedia yang menjadikan BTS dan Blackpink sebagai brand ambassador mereka, lalu ada NCT Dream yang menjadi brand ambassador dari Lemonilo dan juga Somethinc, Red Velvet yang menjadi brand ambassador dari Azarine, dan lain-lainnya. Perusahaan-perusahaan ini biasanya memberi photocard pada beberapa produknya sebagai trik marketing untuk menarik perhatian penggemar agar membeli produk tersebut.

  1. Aspek budaya

Banyaknya masyarakat yang menggemari budaya Korea, khususnya remaja-remaja di Indonesia dapat melunturkan rasa cinta tanah air dan rasa cinta terhadap kebudayaan lokal. Kebanyakan dari mereka lebih menggemari dan mengikuti budaya-budaya Korea dibanding budayanya sendiri. Dapat dilihat dari remeja-remeja Indonesia yang lebih banyak mengikuti trend fashion Korea, lebih menyukai makanan Korea, bahkan juga mengikuti gaya bicara orang Korea.

  1. Aspek sosial

Ditinjau dari aspek sosial, pengaruh dari populernya Korean Wave ini dapat menciptakan perilaku fanatisme dari masyarakat Indonesia yang menggemari hal tersebut. Selain fanatisme, populernya Korean Wave dapat membuat masyarakat khususnya para remaja Indonesia menjadi lebih konsumtif. Kebanyakan penggemar dari K-Drama dan K-Pop rela menghabiskan uangnya untuk membeli merchandise dan fashion item dari artis yang disukainya.

*Penulis: Nashuha Syaidelfi Karen (Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Tag:

Baca Juga

Inovasi Teknologi Pengolahan Produk Turunan Pala
Inovasi Teknologi Pengolahan Produk Turunan Pala
Fateta Unand Bantu Tingkatkan Ekonomi Petani Koto Malintang dengan Budidaya Aren
Fateta Unand Bantu Tingkatkan Ekonomi Petani Koto Malintang dengan Budidaya Aren
Sebanyak 34 desa wisata Sumbar masuk dalam 500 besar ADWI 2024 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
34 Desa Wisata di Sumbar Masuk 500 Besar ADWI 2024, Apa Saja?
Pemanfaatan Nira Aren Sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan
Pemanfaatan Nira Aren Sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan
Pameran Foto Kadir van Lohuizen 'Rising Tide' di Erasmus Huis Soroti Krisis Iklim
Pameran Foto Kadir van Lohuizen 'Rising Tide' di Erasmus Huis Soroti Krisis Iklim
Satpol PP Padang menertibkan sebuah warung makan di Jalan Bypass Km 7, Kecamatan Pauh, pada Selasa (21/5/2024). Penertiban itu dilakukan
Bangunan Menutupi Halte Trans Padang, Sebuah Warung Makan di Bypass Ditertibkan