Fenomena Penurunan Angka Pernikahan di Indonesia: Perubahan Sosial dan Prioritas Individu

Fenomena Penurunan Angka Pernikahan di Indonesia: Perubahan Sosial dan Prioritas Individu

Faisal Fadri. (Foto: Dok. Pribadi)

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan yang signifikan dalam pola pikir dan perilaku masyarakat terkait pernikahan. Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa hal yang mempengaruhi fenomena penurunan angka pernikahan di Indonesia saat ini, seperti perubahan sosial, pergeseran nilai-nilai budaya, dan perubahan tujuan individu.

Berdasarkan data dari BPS, angka pernikahan di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 1.742.049, kemudian semakin menurun pada tahun 2023 menjadi 1.577.255. Ada banyak alasan menarik mengapa angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Mari kita jelajahi lebih dalam!

Pertama, perubahan sosial dan budaya telah mempengaruhi pandangan masyarakat tentang pernikahan. Generasi muda kini lebih terbuka terhadap gagasan bahwa kebahagiaan dan kesuksesan tidak hanya bergantung pada status pernikahan. Mereka lebih memilih untuk mengejar impian pribadi dan mengembangkan diri sebelum memutuskan untuk menikah. Ini adalah pergeseran yang menarik dalam pandangan tradisional tentang pernikahan.

Selain itu, tingkat pendidikan yang semakin tinggi juga berperan dalam penurunan angka pernikahan. Dengan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, terutama bagi perempuan, banyak individu memilih untuk mengejar karier dan mengikuti pendidikan tinggi sebelum memasuki ikatan pernikahan. Mereka ingin memastikan bahwa mereka memiliki stabilitas finansial dan keberhasilan pribadi sebelum melangkah ke dalam pernikahan.

Tidak hanya itu, tantangan ekonomi juga berperan dalam penurunan angka pernikahan di Indonesia. Tingkat pengangguran yang tinggi dan kesulitan dalam mencari pekerjaan yang stabil membuat banyak pasangan muda ragu-ragu untuk menikah. Mereka ingin membangun dasar keuangan yang kuat sebelum memasuki dunia pernikahan.

Namun, perlu dicatat bahwa penurunan angka pernikahan tidak selalu berarti bahwa masyarakat kehilangan minat dalam pernikahan. Sebaliknya, hal ini mencerminkan perubahan dalam pola pikir dan prioritas individu. Masyarakat kini lebih fokus pada membangun diri sendiri, menjaga keseimbangan kehidupan pribadi dan profesional, serta mengejar impian mereka sebelum memikirkan pernikahan.

Tentu saja, pernikahan masih dianggap penting dalam budaya Indonesia. Namun, kita harus menghormati pilihan individu dan memahami bahwa pernikahan bukanlah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan dan kesuksesan. Penurunan angka pernikahan ini adalah cerminan dari perubahan sosial yang terjadi di masyarakat kita.

Penulis: Faisal Fadri (Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Tag:

Baca Juga

Polisi Temukan Sejumlah Peluru Terkait Penembakan AKP Ulil di Solok Selatan
Polisi Temukan Sejumlah Peluru Terkait Penembakan AKP Ulil di Solok Selatan
Forum Komunikasi Lintas Organisasi Pemuda dan Aktivis se-Kota Padang mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon Wali Kota dan Wakil
Pemuda dan Aktivis Kota Padang Nyatakan Dukungan untuk Fadly-Maigus
Komisi III DPR RI dijadwalkan memanggil Kapolda Sumatra Barat, Kapolres Solok Selatan, serta Kadiv Propam Polri pada Kamis (28/11/2024).
Komisi III DPR Akan Panggil Kapolda Sumbar, Soroti Pengawasan Penggunaan Senjata Api
Kampanye akbar pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang nomor urut 1, Fadly Amran dan Maigus Nasir, akan berlangsung pada Sabtu
Kampanye Akbar Pasangan Fadly Amran-Maigus Nasir Akan Digelar di Pantai Padang
Penembakan yang menewaskan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshar (34) oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang
Penembakan di Polres Solsel, PBHI Sumbar Desak Evaluasi Perlindungan Pejuang Lingkungan
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono menegaskan komitmen Polda Sumbar untuk menindak tegas segala aktivitas tambang ilegal, termasuk galian C.
Kapolda Sumbar: Penegakan Hukum Tambang Ilegal Akan Berjalan Terus