Langgam.id - Universitas Andalas (UNAND) berhasil naik peringkat di pemeringkatan Science and Technology Index (SINTA) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pada pemeringkatan terbaru, UNAND menempati posisi keenam dengan skor 618.228 dalam tiga tahun terakhir.
Skor SINTA merupakan salah satu indikator kinerja publikasi ilmiah di Indonesia yang digunakan oleh Kemendikbudristek. Skor ini dikembangkan untuk monitoring dan evaluasi publikasi ilmiah di Indonesia.
Adapun pemeringkatan SINTA dinilai berdasarkan berbagai aspek seperti publikasi, penelitian, pengabdian masyarakat, IPR (hak cipta), buku, dan network.
Peningkatan peringkat UNAND ini disambut baik oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNAND, Prof. Techn. Marzuki, M.Sc Eng. Ia mengatakan, pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh civitas akademika UNAND, mulai dari dosen sebagai peneliti, tenaga kependidikan, hingga pimpinan universitas.
“Ini semua merupakan capaian kita bersama, mulai dari dosen sebagai peneliti, tenaga kependidikan yang membantu administrasi penelitian, serta pimpinan mulai Rektor hingga Kaprodi,” ujarnya, Rabu (17/1/2024).
Prof. Marzuki juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor UNAND sebelumnya Prof. Yuliandri dan Ketua LPPM sebelumnya, Dr. Ing Uyung Gatot, yang telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong meningkatnya luaran riset UNAND.
Meskipun demikian, Prof. Marzuki menyadari bahwa peringkat SINTA sangat dinamis. Ia berharap, UNAND dapat mempertahankan peringkatnya di sepuluh besar.
“Walaupun akan terjadi pergeseran, harapan kita Universitas Andalas bisa tetap bertahan dalam peringkat sepuluh (10) besar,” sambungnya.
Untuk tahun 2024, LPPM UNAND akan mendorong semakin meningkatnya atmosfer riset di Departemen. Selain peningkatan jumlah proposal riset, LPPM juga akan melakukan kegiatan pendampingan penulisan artikel untuk diterbitkan di jurnal internasional secara bergantian di setiap fakultas.
Bagi dosen yang tidak mendapatkan pendanaan riset atau pendanaan riset melarang publikasi seperti dari BRIN, maka LPPM akan memberikan bantuan biaya APC untuk publikasi.
“Harapannya, jumlah publikasi kita dan luaran riset lainnya dapat meningkat secara eksponensial,” pungkasnya. (*/Fs)