Langgam.id - Gempa dengan kekuatan 4,7 Skala Richter menggetarkan wilayah Kabupaten Solok, Sumatra Barat pada Senin siang (4/2/2019).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam laman resminya menyebutkan pusat gempa terjadi di 0,9 Lintang Selatan, 100.73 Bujur Timur atau 17 kilometer barat laut Kabupaten Solok Sumatra Barat pada kedalaman 65 kilometer.
Siaran Pers Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang menyebutkan, goncangan tersebut dirasakan di Kota Padang dan Painan berkisar I- II Modified Mercalli Intensity (MMI).
"Melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini merupakan jenis gempabumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake)," kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang
Irwan Slamet.
Menurutnya, gempa terjadi akibat aktivitas zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) pada segmen Sumani.
Hasil monitoring BMKG hingga Senin sore, belum terjadi gempa susulan. Meski demikian, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan selalu meningkatkan kewaspadaan. "Gempa bumi setiap saat dapat terjadi," kata Irwan.
Ahli Geologi Sumbar Ade Edward mengatakan, gempa yang terjadi kali ini merupakan gempa tektonik.
"Ini gempa tektonik, karena kedalamnya 65 kilometer. Gempa ini bisa saja terpengaruh gempa yang di Mentawai kemarin. Makanya kemarin saat gempa itu kita imbau masyarakat agar tetap waspada," kata Ade saat dihubungi di Padang pada Senin (4/2/2019).
Menurutnya, gempa kali ini tergolong biasa karena tidak memberikan efek kerusakan. Namun masyarakat tetap harus hati-hati dan waspada kemungkinan adanya gempa susulan.
Pusat gempa kali ini berada di sebelah timur Gunung Talang. Menurut Ade, lokasi tersebut tidak asing, karena sudah pernah terjadi beberapa kali gempa di tempat yang sama. Terakhir, tahun 2018 juga pernah terjadi di tempat tersebut.
Ade menjelaskan bahwa pusat gempa saat ini merupakan bagian dari Patahan Sumatra. Kemungkinan gempa tersebut juga dipengaruhi oleh patahan Megathrust Mentawai.
Getaran gempa kemungkinan juga bisa memicu aktivitas magma di gunung Talang.
"Mereka bersahutan-sahutan. Antara patahan di laut dan patahan di Sumatra, juga Megathrust Mentawai merupakan satu sistem. Begitu juga dengan gunung api. Bukan tidak mungkin gempa bisa memberikan efek meningkatkan aktivitas magma di Gunung Talang," ujarnya.
Ade juga meminta masyarakat agar dapat memahami gempa sehingga dapat melakukan evakuasi secara mandiri.
Saat gempa sudah berjalan satu menit dan gerakannya mengayun, maka masyarakat dapat melakukan evakuasi tanpa perlu panik. Terutama bagi masyarakat di sekitar garis pantai karena bisa saja datang tsunami.
Sedangkan gempa di daratan dapat dikenali saat getaran sudah mulai menjatuhkan barang-barang di dinding.
" Saat barang-barang di dinding mulai berjatuhan, masyarakat harus segera menjauh dari bangunan. Biasanya itu terjadi mulai skala enam ke atas, " jelasnya.
Ade berharap masyarakat dapat mengenali getaran gempa sehingga dapat memberikan respons dengan cepat tanpa menunggu dulu informasi dari pemerintah.
"Kita berharap masyarakat memahami tentang getaran gempa, sehingga mampu melakukan evakuasi. Jangan tunggu informasi dari pemerintah. Karena, pemerintah paling cepat bisa memberi informasi lima menit setelah kejadian. Bisa terlambat nanti," tuturnya. (Rahmadi/HM)