Langgam.id - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, tengah mencari solusi baru untuk mengatasi permasalahan sampah di kota tersebut. Hal ini dilakukan karena Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Padang diperkirakan akan overload pada tahun 2026 mendatang.
Wakil Wali Kota Padang, Ekos Albar, mengatakan bahwa langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membangun bank sampah di setiap RT/RW di Kota Padang. Langkah ini diperkirakan mampu mengurangi sampah maksimal sekitar 100 ton per hari. Apalagi produksi sampah daerah itu mencapai 650 ton per hari.
"Bank sampah ini sudah berjalan dan masih terus dikembangkan. Kita berharap, dengan adanya bank sampah, masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam mengurangi sampah," kata Ekos Albar, dikutip dari Infopublik, Minggu (14/1/2024).
Selain bank sampah, Pemko Padang juga tengah mengkaji pembangunan teknologi Reduce Derived Fuel (RDF) di TPA Air Dingin. Teknologi ini mampu mengelola sampah dengan kapasitas 200 ton per hari.
"RDF ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat. Kita masih menunggu lelang dari kementerian. Mudah-mudahan, pembangunan RDF ini dapat segera terealisasi," ujar Ekos Albar.
Ekos Albar menjelaskan, hasil pembakaran sampah dari RDF akan dimanfaatkan oleh PT Semen Padang sebagai bahan bakar pengganti batu bara. Namun, pembangunan RDF ini diperkirakan paling cepat selesai pada akhir tahun 2025.
"Kapasitas RDF ini mampu menyedot sampah 200 ton per hari. Ini merupakan langkah yang cukup signifikan untuk mengurangi sampah di TPA Air Dingin," kata Ekos Albar.
Selain dua langkah tersebut, Pemko Padang juga tengah mengkaji sejumlah peralatan baru untuk menangani sampah di Padang. Peralatan-peralatan tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi sampah yang masuk ke TPA Air Dingin.
"Kita berharap, dengan berbagai langkah yang kita lakukan, permasalahan sampah di Kota Padang dapat teratasi," pungkas Ekos Albar. (*/Fs)