Langgam.id - Peserta Ekspedisi D. Day Bela Negara finish di kantor Bupati Dharmasraya usai napak tilas dari tiga rute berbeda, Selasa (19/12/2023). Mereka sampai sekitar pukul 17.30 WIB sehabis menjajaki rute perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di tiga kabupaten berbeda.
Konvoi ekspedisi yang terdiri dari mobil campervan dan mini bus itu datang secara berombongan dari arah jembatan sungai daerah. Membawa tagline 75 Tahun PDRI, kedatangan konvoi disambut langsung oleh Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan.
Ia mengucapkan selamat dan terima kasih atas usaha yang dilakukan peserta dalam mengingat perjuangan pahlawan PDRI. Sutan juga mengatakan, sebagai orang minang, kita mesti mengetahui sejarah perjuangan PDRI.
"Semua nilai sejarah yang termuat dalam peristiwa PDRI, kedepannya mesti diceritakan secara lebih luas kepada khalayak banyak. Khususnya kepada masyarakat kita sendiri," kata Sutan yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).
Para peserta yang terdiri dari Gen Z dan Millenial serta Influencer se-Sumatra Barat yang berkumpul sesudah melaksanakan ekspedisi turut menceritakan pengalaman mereka. Influencer Ratu Deslim yang dikenal karena konten logat minang korea di media sosial menceritakan kesannya pada perjalanan ini.
"Tadi kami napak tilas PDRI. Jauh sekali perjalanannya, saya rasanya tidak sanggup kalau disuruh mengulang kembali," ucap Ratu sambil berseloroh sehabis melepas penat bersama peserta lain, Selasa sore (19/12/2023).
Ia menyampaikan rasa kagumnya jika mengingat perjalanan yang ditempuh para pahlawan PDRI dulu. Bagaimana perjalanan tersebut ditempuh mulai dari Bukittinggi, lalu ke Halaban, kemudian ke Sungai Dareh di Dharmasraya, Abai dan Bidar Alam di Solok Selatan, hingga ke Silantai Sijunjung, dan berakhir di 50 Kota.
Konten kreator @jibidjib atau yang biasa disapa jibi turut terpukau mengikuti ekspedisi bela negara ini. Ia mengatakan ekspedisi ini merupakan hal yang baru baginya.
"Jibi sebagai konten kreator have fun sekali. Menempuh perjalanan ke tempat yang baru. Kami tadi sudah rekam banyak momen dan bakal kami bagikan," katanya, Selasa (19/12/2023).
Koordinator ekspedisi rute Koto Tinggi Farid Syam Nanang menjelaskan, bahwa bela negara pada hari ini tidak hanya tentang angkat senjata. Tetapi seperti yang dilakukan Jibi dan peserta lainnya pada ekspedisi D. Day Bela Negara 2023.
"Apa yang kita lakukan hari ini adalah sebuah bentuk dari nilai pengorbanan. Baik waktu dan tenaga, dan tentu tidak sedikit juga diantara kita yang akhirnya mengetahui lebih dalam apa itu perjuangan PDRI," kata Farid, Selasa (19/12/2023).
Inilah yang mesti ditanamkan kepada generasi saat ini. Farid menjelaskan, apa yang dilakukan oleh pejuang-pejuang PDRI itu menjadi bagian penting dari cara mensyukuri nikmat kemerdekaan.
Bahwasannya ungkapnya lanjut, generasi mendatang bisa mengerti adanya republik Indonesia ini, salah satunya karena disambung oleh PDRI.
"Yang paling penting adalah, bagaimana generasi mendatang memahami bahwa republik ini tidak akan pernah ada kalau tidak ada PDRI," ucap pria yang juga aktivis anti korupsi itu.
Kemudian yang kedua, Gen Z dan Millenial yang menjadi peserta ekspedisi bisa menyuarakan lebih jauh lagi sejarah PDRI.
"Influencer itu kan kemudian adalah orang-orang yang bisa mensyiarkan suatu isu. Apa yang selama ini tenggelam, apa yang selama ini mungkin tertutupi oleh berbagai isu sosial budaya politik lainnya, kemudian bisa lebih dipahami masyarakat," ucap Farid.
Ia kembali menegaskan PDRI merupakan bagian penting dari sejarah republik. Sehingga hari bela negara yang jatuh pada 19 Desember ini adalah bentuk dari perjuangan masyarakat Indonesia, khususnya orang minang.
Putri Nilam Sari salah seorang peserta ekspedisi mengamini kata Farid tersebut. "Kami Gen Z dan Milenial saya rasa masih kurang mengerti sejarah perjuangan PDRI. Dan mungkin sangat banyak anak muda kurang paham tentang sejarah ini.
Ia berharap kegiatan berbasis literasi sejarah seperti Ekspedisi Bela Negara bisa terus ada kedepannya. (DH/Fs)