Langgam.id - Puluhan mahasiswa Universitas Taman Siswa (Unitas) Padang melakukan demonstrasi di depan Rektorat kampus, Kota Padang, Rabu (27/11/2019). Aksi tersebut merupakan akibat dari polemik pemilihan rektor.
Presiden Mahasiswa Unitas, Israk Namuhamdillah mengatakan sudah sekitar seminggu mahasiswa dirugikan akibat ditiadakannya perkuliahan. Pada aksi sebelumnya, Senin (25/11/2019) mahasiswa juga menuntut rektor agar kembali diadakan perkuliahan, namun hingga hari ini perkuliahan belum berjalan.
"Sampai hari ini belum ada perkuliahan, jadi semakin berlarut dan banyak mahasiswa dirugikan," ujarnya.
Mahasiswa meminta rektor menandatangani surat yang intinya, jika tidak mampu menyelesaikan permasalahan, maka rektor diperselahkan mengundurkan diri.
Dia menceritakan, polemik berawal dari dugaan kecurangan dalam pemilihan rektor. Rektor yang dilantik saat ini merupakan pemilik suara terkecil saat pemilihan dalam sidang senat dengan perolehan 9 suara, yaitu Sepris Yonaldi.
Sedangkan dalam proses pemilihan senat, pemilik suara terbanyak adalah Budi Kusuma dengan 13 suara. Seharusnya pemilik suara terbanyak yang dilantik, sesuai dengan statuta yang menjadi aturan perguruan tinggi Taman Siswa.
"Setelah itu keluar surat dari Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Taman Mahasiswa membuat keputusan sendiri, dengan melantik Sepris Yonaldi, padahal itu tidak sesuai dengan sidang senat," katanya.
Akibat itu, dosen di Unitas melakukan mogok mengajar sejak 18 November 2019. Hal diduga bentuk protes karena adanya kecurangan dalam pemilihan rektor. Mogok mengajar tersebut kemudian berakibat pada mahasiswa yang tidak mendapatkan haknya untuk mengikuti perkuliahan.
Tercatat ada 42 orang dosen yang melakukan mogok mengajar. Dosen yang tidak mengajar tersebut di Fakultas Hukum dan Fakultas Pertanian. Sementara fakultas lain tetap kuliah namun dalam kondisi yang tidak kondusif.
Israk mengatakan dalam aksi ini tidak ada kepentingan politik yang dibawanya. Mahasiswa hanya ingin mendapatkan hak yang seharusnya yaitu mengikuti perkuliahan seperti biasa. Jika tuntutan tidak didengarkan, maka mahasiswa akan kembali melakukan aksi serupa.
Sementara itu, Wakil Rektor III Unitas, Yevendri, mengatakan pihaknya menerima seluruh aspirasi yang disampaikan mahasiswa. Aspirasi tersebut akan segera dibicarakan oleh pimpinan.
"Kami menerima setiap aspirasi mahasiswa dan menampungnya. Kami juga minta setiap tuntutan mahasiswa dibuat secara tertulis untuk ditindak lanjuti oleh rektor," ujarnya. (Rahmadi/ICA)