Langgam.id - Sepanjang 2019, empat warga Solok Selatan (Solsel), Sumatra Barat (Sumbar) positif rabies usai diserang hewan liar. Atas insiden itu, Pemkab Solok membentuk satuan tugas (satgas) penanganan hewan pembawa rabies (HPR), terutama anjing.
"Kami bersama merumuskan strategi bagaimana memberantas kasus rabies di Solsel. Melibatkan lintas sektoral dan selanjutnya akan dibentuk Satgas penanganan HPR yang berkeliaran," kata Sekretaris Daerah Solsel, Yulian Efi, kemarin.
Pemkab Solsel juga menggagas regulasi pencegahan HPR piaraan lepas berkeliaran di daerah itu. Aturan larangan pelepas liaran HPR telah dimasukkan ke dalam slot Pasal 12 Ranperda ketentraman dan ketertiban umum (Trantibum) yang kini tengah dibahas bersama DPRD.
"Gagasan penanganan ini merupakan inisiatif Dinas Pertanian Solsel. Kami sudah bahas hari Kamis kemarin. Semua pihak mendukung dan mengusulkan agar pembentukan Satgas ini secepatnya dirampungkan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Solsel, Arius Mora, mengatakan pihaknya berkomitmen menyelesaikan pembentukan satgas tersebut dalam minggu ini. Sehingga segera bisa menjalankan aksinya dalam penanganan dan penangkapan anjing liar di Solsel.
"Langkah penanganan ini penting diambil secepatnya karena kasus gigitan anjing di Solsel sudah ada di fase sangat mengkhawatirkan," katanya.
"Kami sudah mulai menyebar surat imbauan ke kecamatan dan nagari agar mensosialisasikan pembentukan satgas ini,' sambungnya.
Langkah penanganan yang bakal dilakukan satgas nantinya yaitu menangkap HPR berkeliaran. Tim akan memeriksa dan memberikan vaksinasi guna menetralisir virus rabies.
"Untuk saat ini guna penanganan penularan rabies kami hanya memiliki vaksin. Untuk mengeliminasi sekarang tidak ada peralatannya. Solusi kali ini anjing liar itu ditangkap dan dilakukan vaksinasi setelah itu dilepaskan lagi," paparnya.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian Solsel, Syerlly Octarini, mengatakan populasi hewan beresiko rabies mencapai 11 ribu ekor jenis anjing. Sejauh ini katanya, tercatat sudah 1.100 hewan penyebar rabies yang divaksin yaitu anjing, kucing dan kera.
Pihaknya sendiri aku Syerlly, sebelumnya sudah sempat mendatangi nagari-nagari untuk sosialisasi vaksinasi atau eliminasi HPR dengan kerjasama yang tertarget. Namun kurang direspon. Bila nagari berkenan, petugas keswan akan siap turun memberikan vaksin terhadap hewan penular rabies untuk menekan kasus.
"Tapi diharapkan personil turut dibantu nagari. Perlu diketahui, populasi anjing saat ini mencapai 11 ribu di Solsel. Bila 70 persen dari jumlah populasi itu berhasil divaksinasi, akan mampu melindungi 30 persen hewan yang tidak sempat diberi vaksin," ujarnya. (*/ICA)