Langgam.id -Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengatakan, pembangunan pipa gas Senipah-Balikpapan merupakan salah satu langkah krusial yang harus didukung. Pipa tersebut tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan dalam operasional kilang minyak (Refinery Unit) V Balikpapan, tapi juga bagi ketahanan energi nasional.
Anggota Fraksi Partai Gerindra ini mengatakan, pipa gas Senipah-Balikpapan akan menjaga keandalan operasional kilang Balikpapan sehingga ada kepastian terhadap suplai bahan bakar nasional. Penggunaan gas dapat menekan emisi dari kegiatan operasional.
"Ini jadi salah satu inovasi dalam kegiatan operasional kilang yang nantinya akan didukung oleh pasokan gas. Selain akan lebih efisien, langkah ini juga mendukung upaya dekarbonisasi karena gas lebih rendah emisinya ketimbang minyak," kata Andre, dikutip Selasa (29/8/2023).
Ketua DPD Gerindra Sumbar ini mengatakan, pembangunan pipa gas Senipah-Balikpapan juga bisa meningkatkan pemanfaatan gas yang potensinya besar di Tanah Air. Apalagi, banyak sumber gas di Kalimantan Timur.
"Pemanfaatan gas domestik harus digenjot, produksi gas cukup tinggi, bahkan potensi energi fosil di Indonesia banyak ditemukan gas. Sementara infrastruktur gas di Indonesia atau di Kaltim belum merata. Itu sebabnya pemanfaatan gas minim," ungkap ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM).
Diketahui, proyek pipa gas Senipah-Balikpapan sepanjang 78 km dengan diameter 20 inci yang melewati 2 kota/kabupaten, 3 kecamatan, dan 15 desa/kelurahan ini mengutamakan pemanfaatan sumber daya dalam negeri secara optimal dengan tingkat TKDN sebesar 51,04 persen.
Andre berharap proyek ini dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian di wilayah Kalimantan Timur serta berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya di wilayah yang dilewati konstruksi pipa.
Interkoneksi Kilang Pertamina Balikpapan dan Pipa Gas Senipah-Balikpapan ini akan mendukung peningkatan kapasitas pengolahan dan produksi Kilang Pertamina Balikpapan dengan sumber gas dari wilayah Senipah Kalimantan Timur dengan kapasitas maksimal 125 MMSCFD.
Hal ini, menurut dia, sejalan dengan program pemerintah Indonesia di bidang ketahanan energi nasional dalam mendukung pemerataan energi di kawasan Indonesia bagian timur. Selain itu, menurut Andre, pemanfaatan gas bumi sebagai energi bersih sejalan dengan program transisi energi guna tercapainya Net Zero Emission pada 2060. (*/Fs)