Langgam.id - Fakultas Ekologi dan Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Pitaloka Foundation menyerahkan Data Desa Presisi ke Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Jumat (18/8).
Data Desa Presisi ini diserahkan Dekan Fakultas FEMA IPB, Sofyan Sjaf dan Pendiri Pitaloka Foundation, Rieke Diah Pitaloka kepada Bupati Agam Andri Warman.
Kerjasama ini juga melibatkan Dirjen OTDA Kemendagri, Kemenkumham RI, BRIN, pemerintahan nagari hingga masyarakat.
Pendiri Pitaloka Foundation, Rieke Dyah Pitaloka mengatakan, untuk melakukan pembangunan mesti harus ada data yang akurat.
“Data itu harus real, tak boleh asumsi. Bagaimana kita akan membantu masyarakat jika datanya tidak akurat,” katanya, dilansir dari AMCNews.
Menurut anggota DPR RI itu, jika data yang dibuat perencana tidak akurat, itu sama saja dengan membunuh masyarakat.
Dia memuji kerjasama pihak nagari dan masyarakat sehingga Data Presisi hasil risetnya bersama IPB ini, bisa tersedia dan dapat diketahui secara detail.
Sementara, Dekan FEMA IPB, Sofyan Sjaf mengatakan ada sebanyak 228 indikator dalam data ini.
Banyaknya indikator, tentu akan sangat akurat, terlebih divalidasi oleh orang dalam.
“228 indikator didata secara utuh, by name by addres, semuanya terverifikasi dengan utuh,” ungkapnya.
Sofyan mengatakan, lewat Data Desa Presisi terungkap sejumlah hal penting seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Dikatakan, Panampuang memiliki IPM 71,40 yang tergolong baik bagi sebuah desa atau nagari.
“Meski demikian ada beberapa poin yang mesti diperbaiki, seperti sektor pendidikan maupun kesehatan dan kemiskinan,” ujar Sofyan.
Wali Nagari Panampuang, Etriwarmon mengatakan, saat ini nagarinya telah memiliki Data Desa Presisi yang sangat akurat demi kepentingan pembangunan masyarakat.
“Data ini tersedia setelah dilakukan survei selama 1 bulan 12 hari,” ucapnya.
Proses pendataan kata wali nagari, meliputi seluruh rumah dan jumlah jiwa, yang didata mencapai 6.160.
Hasil data ini, diklaim sangat akurat karena mengungkap banyak indikator yang nantinya akan bermanfaat untuk pembangunan.
“Contohnya dalam data ini terungkap ternyata masih ada banyak pengangguran. Tentu kita akan fokus terhadap hal ini,” kata dia.
Menurutnya, semua yang terkait statistik warga atau nagari ada dalam data ini, seperti pengelompokkan data sesuai umur atau jumlah warga, hingga batas wilayah.
“Bahkan berapa jumlah warga yang memakai HP bisa kita lihat dari data ini. Tentu ini adalah terobosan karena kita butuh data akurat untuk pembangunan,” tandasnya.
Panampuang diklaim salah satu desa pertama di Sumbar, bahkan di Sumatera yang memiliki data presisi.
Dalam kegiatan itu, pemerintah nagari juga memasukkan hasil riset itu sebagai acuan Peraturan Nagari. (*/Yh)