Delvi Yanti*
Ketahanan pangan merupakan upaya menjamin akses pangan masing-masing individu tersedia dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan beraktifitas. Ketersediaan pangan dapat dipenuhi melalui produksi dalam negeri, impor bahan pangan dan adanya cadangan bahan pangan.
Ketahanan bahan pangan meliputi beberapa aspek yaitu ketersediaan bahan pangan, aksesibilitas pangan dan stabilitas harga. Bebagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan dalam negeri, mulai dari impor kebutuhan pangan dari luar negeri dan meningkatkan hasil produksi dalam negeri.
Sektor pertanian merupakan hal utama yang menjadi tumpuan dalam pemenuhan pangan di Indonesia. Pemenuhan bahan pangan ini masih menjadi hal utama yang diperhatikan oleh pemerintah dengan seiring pertumbuhan penduduk yang meningkat, sedangkan alih fungsi lahan menjadi lahan terbangun juga banyak terjadi. Hal ini tentunya dapat menurunkan ketersediaan pangan dalam negeri.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dan hewani seharusnya bisa memenuhi kebutuhan pangan. Potensi yang dimiliki oleh Indonesia berupa tanah yang subur harusnya mampu meningkatkan produktivitas dalam negeri.
Terjadinya penurunan produktivitas lahan di dalam sektor pertanian dapat terjadi karena ketersediaan lahan yang menurun dan adanya penurunan daya dukung lahan untuk menghasilkan produksi secara maksimal.
Seiring perkembangan teknologi dalam berbagai bidang, penggunaan Sistem Informasi Geografis telah banyak digunakan terutama penggunaan teknologi penginderaan jauh. Pada era teknologi, data dan informasi terus berkembang, dan penyediaan data dilakukan dengan sangat cepat. Sejumlah data besar setiap hari diproduksi, sebagian diantaranya dapat diperoleh dengan gratis.
Salah satunya adalah data dari ruang angkasa hasil penginderaan jauh, yaitu citra satelit. Citra satelit yang diproduksi dalam sistem ruang, membuka peluang untuk menjadi sumber data statistik tanaman pangan.
Upaya prediksi tanaman pangan menggunakan citra satelit gratis telah populer di kalangan komunitas penginderaan jauh karena citra satelit ini memiliki banyak informasi vegetasi yang potensial untuk digunakan dalam klasifikasi tanaman pangan.
Ketersediaan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai pertanian sangat penting dalam memastikan ketahanan pangan. Oleh karenanya, akses pada data penginderaan jauh gratis, seperti Sentinel-1, Sentinel-2, Landsat, dan Modis membuka peluang pemantauan tanaman pangan. Satelit yang cukup terkenal untuk penginderaan jauh adalah Aqua/Terra MODIS.
MODIS (atau Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) merupakan sebuah instrumen penting yang berada dalam satelit Terra (EOS AM) dan Aqua (EOS PM). Satelit Aqua/Terra MODIS mengamati seluruh permukaan bumi setiap 1 hingga 2 hari, memperoleh data dalam 36 kanal pita spektrum (spectral band) atau grup dari panjang gelombang.
MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) merupakan instrumen yang beroperasi pada satelit Terra. Satelit ini memiliki lebar sapuan sebesar 2330 km dan memotret seluruh permukaan bumi dalam satu atau dua hari. Satelit ini memiliki 36 band dengan tiga resolusi spasial yaitu 250m, 500m, dan 1.000m.
Data Terra-MODIS dimanfaatkan untuk pemanfaatan fase tanaman padi, zona potensi penangkapan ikan, monitoring titik api kebakaran hutan, dll. Data MODIS-Terra yang tersedia di Pustekdata yaitu data MODIS level 1B yaitu data yang sudah dilakukan destriping correction dan geometric correction.
Berbagai jenis citra juga banyak tersedia mulai dari yang tersedia secara gratis dan berbayar serta dapat disesuaikan resolusinya berdasarkan kebutuhan data. Penggunaan data penginderaan jauh dapat memperoleh data tanpa adanya kontak langsung dengan objek atau daerah yang menjadi pengamatan serta data tersebut bisa dijadikan database dalam pengambilan keputusan atau penentuan suatu pengamatan.
Penggunaan citra satelit dalam sektor pertanian memungkinkan untuk dapat membagi atau mengelompokkan kawasan pertanian berdasarkan jenis tanamannya, menganalisa alih fungsi lahan, mengelola dan monitoring aktifitas budidaya tanaman seperti pemilik lahan, luasan lahan, produksi, data produksi, teknologi yang digunakan, koordinat lahan dan sebagainya.
Hasil penelitian Yanti et al (2023), penggunaan Data Citra MODIS (MOD13A1 v006) dalam memprediksi fase tumbuh dan produktivitas padi sawah menghasilkan akurasi pada katagori baik, yang artinya data citra dapat digunakan untuk mengestimasi produkstivitas padi yang namtinya akan berperan dalam mendukung ketahanan pangan.
Ketahanan pangan dapat didukung oleh penggunaan citra satelit karena data yang dihasilkan oleh citra satelit merupakan data terbaru dan menggambarkan kondisi saat ini serta data tersebut dapat diperoleh secara cepat tanpa membutuhkan banyak tenaga serta waktu.
Data luasan yang akan memberikan gambaran lokasi berdasarkan penggunaan lahan, titik koordinat yang menjelaskan posisi kawasan atau wilayah, serta keluaran yang mampu menganalisa tingkat kehijauan untuk mengidentifikasi kemampuan suatu kawasan atau lahan dalam meningkatkan produktivitas lahan.
Data citra satelit mampu memprediksi ketersediaan pangan yang mendukung ketahanan pangan kedepannya, sehingga hal ini juga dapat membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait penyediaan pangan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Data ketersediaan pangan juga bisa disandingkan dengan data pertumbuhan penduduk, dan saat ini telah banyak aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi geografis yang mampu memberikan keluaran data berdasarkan pengolahan dan menjadi database dalam penetapan suatu kebijakan.
*Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas