Langgam.id- Yogi Nofrizal salah satu pengusaha muda asal Sumatra Barat yang inspiratif. Pemilik Rantau Textile ini memiliki latar belakang pendidikan yang jauh berbeda dengan bisnis yang digelutinya.
Pria kelahiran Mei 1990 itu merupkan seorang sarjana Hukum Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Ia lulus dari UIN Imam Bonjol pada 2015 dengan tertatih-tatih
Yogi yang berasal dari Sungai Naniang Kabupaten Limapuluh Kota Sumatra Barat itu, tak bisa sepenuhnya mengharapkan biaya kuliah dari orang tuanya yang bekerja sebagai petani.
Ia harus berjuang mencari uang untuk membantu orang tuanya. Yogi sudah melakoni ini sejak di bangku sekolah.
"Sejak sekolah saya sering ikut tengkulak buah untuk mengambil buah di batangnya, karena biasanya orang disini menjual buah per batangnya, jadi sering tengkulak minta tolong untuk manjat pohon buat," ujarnya.
Alumni Madrasah Aliyah Swasta MTI Tabek Gadang itu juga menjadi gharim musala saat sekolah. Ia juga kadang membantu membersihkan rumah warga.
"Sering warga sekitar musala minta bantu saya bersihkan rumahnya atau kadang pekerjaan laihnya. Dari situ saya juga bisa dapatkan uang" ujarnya.
Saat di bangku kuliah, Yogi juga tetap mencari pekerjaan sampingan untuk meringankan orang tuanya dalam membiaya perkuliahannya di Kota Padang.
Namun, kuliah dan bekerja tak menghalangi Yogi untuk tetap aktif di organisasi. Ia aktif di resimen mahasiswa atau Menwa di UIN Imam Bonjol dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Setelah menamatkan kuliah di UIN Imam Bonjol, Yogi sempat aktif di salah satu lembaga bantuan hukum di Padang. Ia juga bekerja di salah satu lembaga survei.
Yogi mulai merantau ke Jakarta pada 2017. Pilihan merantau diambilnya karena istrinya Nhela Guspita mendapatkan beasiswa S2 di ITB Bandung.
Ia harus berjuang mencari pekerjaan di tanah rantau untuk menghidupkan keluarga kecilnya. Yogi mengawali perjalanan dengan menjadi sales di Tanah Abang.
"Waktu itu kondisi perekonomian minus, untungnya ada rekan senior saat di kampus mau memberi tumpangan tempat tinggal dan mengajak untuk bekerja di Tanah Abang," ujarnya.
Namun, menjadi sales bahan tekstil dengan mencari pelanggan baru tidak mudah. Kata dia, tidak semua orang percaya dengan sales baru. Mereka mungkin takut ditipu.
Yogi memutar otak untuk bertahan di rantau. Ia mencoba menjual celana jeans reject dan dijual murah dari toko ke toko.
"Saya ambil celana jeans merk Oxygen yang barang reject lalu saya jual ke kawan-kawan di Tanah Abang dari toko ke toko," ujarnya.
Pekerjaan ini ditekuni Yogi selama 6 bulan. Kemudian dia kembali menjadi sales tekstil.
Alhasil, berkat kegigihan dan ketekunannya, Yogi berhasil memengumpulkan modal untuk membuka usaha sendiri.
Yogi menyewa toko dan mulai merintis bisnis tekstil di Jakarta. Ia memberi nama tokonya Rantau Textile.
Namun 3 bulan setelah mendirikan toko, bisnisnya sedikit goncang. Penjualannya mulai merosot akibat persaingan bisnis.
"Waktu itu saya tak mau menyerah, saya harus putar otak bagaimana bisnis ini bangkit, saya akhirnya cari supplier baru hingga akhirnya saya bisa mendapatkan barang dari pabriknya langsung," katanya.
Yogi akhirnya berhasil mengembangkan usaha tekstilnya. Pelanggannya tak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Alhamdulillah, kami sudah bisa beli rumah di sini dan membangun rumah di kampung halaman. Saya juga telah membuka toko retail tekstil di Jakarta yang dikelola istri tercinta," ujarnya.