Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertemakan Teknologi Pertanian Inovatif dan Berkelanjutan untuk Mendukung Daya Saing Produk Unggulan Lokal dan Kewirausahaan 4.0 pada Rabu kemaren. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Pangeran Beach ini dilakukan secara daring dan luring menghadirkan keynote speaker dari Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Faiz Syuaib dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi.
Kemudian dilanjutkan pemaparan makalah dari lima narasumber diantaranya Sarifah Nurjanah Dekan FTIP Universitas Padjadjaran, Eni Harmayani Dekan FATETA Universitas Gadjah Mada , Alfi Asben Dekan FATETA Universitas Andalas, Mukhlis Bahrainy dari CEO Pachira Group dan Fidri Arnaldy Direktur Utama Bank DKI.
Novizar selaku ketua seminar nasional yang juga guru besar dari Fateta Unand menuturkan “Seminar Nasional kali ini merupakan wujud nyata komitmen kita untuk terus mengembangkan sektor pertanian di negara kita. Dalam era globalisasi dan revolusi industri 4.0 yang terus bergerak maju, perkembangan teknologi menjadi salah satu kunci penting dalam meningkatkan daya saing produk unggulan lokal dan mendorong pertumbuhan kewirausahaan di bidang pertanian”. Kemudian Teknologi pertanian inovatif dan berkelanjutan memiliki peran strategis dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era modern ini. Melalui penerapan teknologi yang tepat, kita dapat mempercepat peningkatan produktivitas, efisiensi, dan kualitas hasil pertanian. Lebih dari itu, teknologi juga dapat membuka peluang baru bagi para pelaku usaha lokal untuk mengembangkan produk unggulan yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional, tuturnya di sela waktu break.
Seminar Nasional ini bertujuan untuk menjadi wadah bagi para akademisi, praktisi, pemerhati pertanian, dan pelaku usaha dalam berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide inovatif terkait teknologi pertanian. Dengan forum ini, diharapkan kita dapat saling memperkaya dan memperluas wawasan mengenai potensi serta peluang dalam menghadapi era kewirausahaan 4.0, tutur Novizar.
Pada kesempatan yang sama Dekan Fateta Unand Alfi Asben juga menyampaikan Fateta memiliki visi yang sejalan dengan tema Seminar Nasional yang diangkat, dengan tema “Teknologi Pertanian Inovatif dan Berkelanjutan untuk Mendukung Daya Saing Produk Unggulan Lokal dan Kewirausahaan 4.0”. Seminar Nasional ini menjadi bagian dalam rangka Lustrum ke 3 Fateta. Kegiatan seminar nasional ini bertujuan untuk menyebarluaskan hasil penelitian-penelitian yang berkualitas dan bermanfaat dalam menerapkan inovasi teknologi dibidang pertanian yang dapat mendukung keberlanjutan produk unggulan lokal dan kewirausahaan di era revolusi industri 4.0 saat ini. Kegiatan ini diikuti oleh akademisi dan profesional dari institusi pendidikan, lembaga penelitian, industri, dan pemegang kebijakan terkait dengan total peserta seminar sebanyak 130 orang. Secara paralel, pada kegiatan seminar nasional juga dilakukan dan Pertemuan Tengah Tahunan FKPT-TPI dengan tema pertemuan mendiskusikan bagaimana perkembangan teknologi pertanian di Indonesia, penguatan keorganisasian profesi, dan peran serta eksistensi forum organisasi.
Alfi Asben menambahkan”penghargaan juga kami sampaikan kepada pemerintah propinsi Sumatera Barat yang sudah mendukung terselenggaranya kegiatan seminar ini yang diawali dengan jamuan makan malam di Auditorium Gubernuran, Komplek Istana Gubernur Sumatera Barat. Pada jamuan makan malam tersebut disungguhkan kuliner khas Minangkabau serta kesenian tari dan lagu dari Sumatera Barat”. Tentunya kegiatan tersebut menjadi ajang promosi akan potensi wisata yang dimiliki oleh ranah minang.
Adapun makalah yang disampaikan akan dirangkum dalam sebuah prosiding dengan subtema teknik pertanian dan biosistem, teknologi pangan dan hasil pertanian, dan teknik/teknologi industri pertanian. Makalah yang dipaparkan dalam prosiding ini kaya dengan ide yang dianalisis dengan beragam pendekatan dan metodologi sehingga diharapkan dapat memperkaya pemahaman terkait teknologi pertanian Indonesia dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia.
Sambutan juga disampaikan Rektor Unand, yang diwakli oleh Hefrizal Handra, Wakil Rektor 4. Tantangan di Indonesia pada sektor pertanian, adalah produktifitas. Sifatnya cendrung stagnan, kontribusi yang diberikan cukup besar, tapi menurun dari segi hasil. Penyerapan tenaga kerja yang banyak, sebesar 21 % dari perekonomian Sumbar. Pada sektor pertanian, di sisi lain 1/3 dari penduduk Indonesia, tumpuan terbesar adalah pekerjaan dibidang pertanian. Hal ini tentu sangat memprihatikan. Merupakan tantangan besar bagi kita semua bagi ilmuan dan innovator dibidang teknologi pertanian. Semoga seminar nasional ini melahirkan gagasan dan ide yang dapat berkontribusi bagi teknologi pertanian di Indonesia.
Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Faiz Syuaib menyampaikan pemaparannya dengan tema menuju Indonesia unggul berbasis potensi Lokal /Domestik, bahwa kita harus mampu unggul dan kompetitif. Mengetahui potensi yang dimilki dan menggunakan potensi itu untuk menghasilkan sesuatu. Peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan pembangunan, dosen dituntut untuk melakukan riset ilmu karna dunia yang terus berubah, tanpa riset yang kuat tidak bisa menghasilkan energi.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi juga menekankan bagaimana perguruan tinggi persiapkan sumberdaya manusianya , pemerintah persiapkan modalnya. Contohnya saja sektor pertanian dan perkebunan sangat mendukung dalam masa pandemi. Ketersediaan produk hasil pertanian menjadi prioritas utama yang dilakukan pemerintah sehingga mengurangi ketergantungan terhadap produk impor dari luar. Sekarang Singapura sudah impor produk dari Sumbar seperti ayam potong dan telur. Tentunya hal ini merupakan pencapaian yang baik dan perlu adanya peningkatan kualitas agar adanya keberlanjutan dari kegiatan ekspor yang dilakukan. Kedepannya nanti akan dipersiapkan Kampung ikan, Kampung nelayan, mempersiapkan teknologinya sehingga cost bisa ditekan dan harga terjamin. Semua ini sedang dipersiapkan. Pemerintah tidak dapat maksimal melakukan semua itu tanpa adanya dukungan dari perguruan tinggi.