Langgam.id - Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengajak Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengunjungi kawasan bekas tambang emas di Dharmasraya, Rabu, (6/11/2019).
Kawasan bekas tambang yang luasnya sekitar 400 hektar itu berada di Nagari Tabing Tinggi, Kecamatan Pulau Punjung. Tampak di sekitar kawasan tersebut tanah kering tanpa tumbuh-tumbuhan yang merupakan dampak dari penggunaan limbah beracun merkuri oleh para penambang.
Di sana, Kepala BNPB dan Bupati juga melakukan penanaman pohon Ketapang. Penanaman secara simbolis juga diikuti oleh sejumlah Forkompinda dan SKPD. Pohon tersebut merupakan usaha reklamasi kawasan tersebut.
Sutan Riska mengatakan program reklamasi ini agar menjadi perhatian bagi pemerintah pusat khususnya BNPB. Diharapkan juga ada bantuan BNPB bagaimana kelanjutan reklamasi ini.
"Diharapkan juga sebagai tempat edukasi bagi anak muda, selain itu kita juga fokus di Batanghari yang sekarang tercemar merkuri," katanya.
Dia berharap dengan begitu ada sinergi seluruh pemerintah baik dari kabupaten, provinsi Sumbar, pusat dan masyarakat dalam memperbaiki lingkungan yang tercemar di Dharmasraya. Apalagi lingkungan merupakan kepentingan orang banyak.
"Kita juga berikan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa ada teknologi baru yang tidak memakai merkuri. Mudah-mudahan dengan begitu kita bisa mengarahkan masyarakat agar tidak pakai merkuri," katanya.
Kepala BNPB Doni Monardo mengapresiasi kepada masyarakat Tebing Tinggi yang telah berhasil menghentikan penambangan ilegal di daerahnya. Menurutnya menggunakan merkuri dalam menambang sangat berbahaya.
Saat ini masyarakat penambang juga sudah beralih profesi dan tidak lagi melakukan penambangan. Sehingga lingkungan dapat kembali dipulihkan. Akibat merkuri juga banyak hewan terutama ikan yang mati akibat merkuri.
"Kita lihat sendiri, akibat penambangan memakai merkuri, tanaman di sini sangat sulit tumbuh. Merkuri terbukti sebagai logam berat yang sangat merusak lingkungan," katanya.
Ia mengatakan pemerintah pusat juga memberikan perhatian kepada pemulihan lingkungan. Saat ini juga sudah ada pelarangan penggunaan bahan merkuri termasuk pada alat-alat kesehatan.
"Semangat masyarakat dan bupati yang melakukan vegetasi terhadap kawasan ini perlu diapresiasi, nanti kita akan carikan tanaman yang cocok sehingga kawasan ini bisa pulih kembali," katanya. (Rahmadi/HM)