Langgam.id - Kota Payakumbuh dikelilingi oleh banyak dataran tinggi bukit Barisan dan pegunungan. Puncak Gunung Sago, gunung Marapi, dan puncak gunung Singgalang dapat dilihat dari kota ini. Payakumbuh memiliki banyak objek wisata alam yang menarik.
Pada kawasan kota terdapat perbukitan yang tampak menghiasi pemandangan. Dari puncak bukit tersebut, dapat melihat potongan panorama kota Payakumbuh yang menyenangkan mata. Salah satunya di perbukitan yang menarik dikunjungi, yaitu kawasan Ngalau Indah.
Selain pemandangan kota, objek wisata Ngalau Indah memiliki gua alam yang menarik. Disana bisa menikmati panorama kota di ketinggian. Kawasan tersebut dikelilingi suasana hutan alami yang menyejukkan.
Lokasi Ngalau Indah berjarak sekitar 9 KM dari pusat kota Payakumbuh. Membutuhkan waktu perjalanan sekitar 20 menit. Sementara, dari kota Bukittinggi berjarak sekitar 35 KM atau 1 jam perjalanan.
Dari jalan utama Soekarno Hatta, lokasi Ngalau Indah bisa ditempuh sekitar 1 KM. Perjalanan yang menanjak hingga ke puncak ditemani pemandangan panorama kota. Rumah dan gedung kota, serta sawah milik warga tampak di sejumlah lokasi.
Selain panorama, sepanjang jalan juga tampak pemandangan asri dengan adanya hutan di kiri kanan jalan.
Objek wisata ini merupakan sebuah gua dengan beberapa mulut gua sebagai akses keluar masuk bagi pengunjung.
Di dalam gua dapat dilihat keindahan stalaktit dan stalakmit yang masih dijaga dengan baik. Akses jalan di dalam gua juga bagus, dengan jalan cor beton, serta adanya jembatan yang melewati sejumlah jurang yang ada di dalam gua.
Dari tempat parkir menuju mulut gua, pengunjung akan menaiki sekitar 50 anak tangga. Di dalam gua akan terdengar riuh suara kelalawar yang bersarang di dalamnya.
Selain kelelawar, diketahui juga ada burung walet yang bersarang di langit langit gua yang menjulang dengan tinggi bervariasi. Gua juga berongga-rongga dan berlubang yang terlihat unik.
Tinggi langit gua diperkirakan mencapai 10 meter hingga 60 meter.
Di sejumlah bagian langit gua tampak indah dengan alur yang bergelombang. Hanya saja disayangkan langit dan dinding gua penuh dengan coretan oleh tangan jahil.
Di dalam gua dengan luas sekitar 80 meter persegi itu terdapat sejumlah batu yang memiliki bentuk unik dan sangat khas.
Batu unik itu menarik menjadi spot berfoto bagi pengunjung. Dalam gua yang gelap tersebut juga dilengkapi dengan lampu penerangan di beberapa titik.
Saat memasuki mulut gua, maka di sebelah kiri akan dapat dilihat batu gong. Batu besar tersebut mirip dengan gong. Ia adalah sebuah batu berlubang dengan bentuk seperti kerucut berongga atau menyerupai lonceng.
Saat maju terus ke dalam, di ujung dinding gua yang luas tampak batu gajah dan jamur. Dinamakan demikian, karena memang terlihat seperti gajah dan sekumpulan jamur.
Usai masuk mulut gua akan ditemui jalan beton menurun. Kemudian ada jurang yang bisa disebrangi dengan jembatan yang dibuat oleh pengelola.
Terus kedalam, maka akan ditemui berbagai batu unik lainnya.
Disana ada batu kelambu, batu ibu menangis, batu penganten, batu kursi, batu payung. Penamaan batu sesuai dengan bentuk masing-masing.
Sedangkan di bagian belakang gua, ada mulut gua yang hampir sama besarnya dengan mulut gua di pintu masuk. Sebelum keluar, juga ditemui batu berbentuk kampak besar. Dari pintu masuk gua hingga ke pintu belakang berjarak sekitar 80 meter.
Di depan gua juga ada gazebo, tempat duduk santai pengunjung sambil menikmati pemandangan. Kemudian juga ada rumah hobit yang menarik menjadi tempat berfoto. Fasilitas wisata seperti toilet dan mushalla juga disediakan oleh peneglola.
Dari area belakang Ngalau Indah, ada ratusan anak tangga yang mengarah ke Puncak Marajo dan Gua Panjang kurang lebih 1 kilometer.
Disana pengunjung akan dapat menikmati puncak yang lebih tinggi dengan pemandangan kota di tengah rindangnya pepohonan.
Pemandu wisata Ngalau Indah, Indra (39) mengatakan kawasan tersebut dibuka pada sekitar tahun 80an. Kemudian diresmikan pemerintah sekitar tahun 90an.
Ia telah menjadi pemandu selama 15 tahun. Objek wisata ini merupakan tanah ulayat yang dikelola oleh pemerintah Kota Payakumbuh.
Ia mengatakan tidak seluruh sudut ruangan gua diberi lampu penerangan. Hal itu untuk menjaga hewan di dalam, seperti kelalawar yang tidak suka cahaya. Selain itu juga untuk menjaga agar gua terlihat alami.
Menurutnya, hari biasa sangat jarang ada pengunjung. Biasanya akan ramai pada Sabtu dan Minggu. Pada hari tersebut pengunjung dapat membayar Rp10 ribu rupiah. Sedangkan pada hari biasa Rp7 ribu rupiah.
"Pengunjung juga ada dari luar daerah, kebanyakan yang dari luar Payakumbuh. Kalau dalam minggu itu, tamu yang adatang itu ada juga dari Malaysia," ujarnya kepada Langgam.id, Jumat (1/11/2019).
Leboh lanjut, dikatakan Indra, untuk malam hari, objek wisata (Ngalau Indah) ditutup. Menurut Indra hal ini memang peraturan disana, untuk menghindari maksiat. (Rahmadi/ZE)