Langgam.id - Universitas Andalas (Unand) mengukuhkan tiga guru besar baru pada Fakultas Farmasi di Convention Hall, Kampus Limau Manis, Senin (21/11/2022).
Ketiga guru besar baru yang dikukuhkan tersebut adalah Prof. Dr. Apt. Erizal Zaini, S.Si, M.Si pada bidang Farmasetika, Prof. Dr. apt. Yufri Aldi, M.Si bidang Farmakologi, dan Prof. Dr. apt. Elidahanum Husni, M.Si bidang Farmakognosi.
Rektor Unand yang diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Mansyurdin, MS mengucapkan selamat kepada ketiga guru besar yang dikukuhkan pada hari ini.
"Kami atas nama lembaga mengucapkan selamat kepada guru besar yang dikukuhkan. Semoga temuan-temuan dan gagasan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan memberikan pencerahan kepada masyarakat," katanya.
Mansyurdin mengatakan saat ini Universitas Andalas memiliki 157 guru besar aktif dari sekitar 1.400 an dosen di kampus tersebut.
"Sehingga dengan ini, rasio guru besar telah mencapai lebih dari 10 persen dosen di Unand," ujarnya.
Ketua Dewan Profesor Unand Prof. Dr. Ir. Helmi, M.Sc mengatakan pihaknya selalu mendorong agar doktor-doktor di Unand segera mengejar gelar tertinggi guru besar.
Menurutnya, dari kegiatan pengukuhan ini diharapkan inovasi-inovasi dan paten yang telah didapatkan, kemudian dapat ditindaklanjuti dan dikomersialiasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara lebih luas
Adapun, dalam pengukuhan ini, ketiga guru besar menyampaikan orasi ilmiah mengenai penelitian yang dilakukan di bidang masing-masing.
Prof. Erizal Zaini menhampaikan orasi ilmiah berjudul 'Rekayasa Kristal Bahan Aktif Farmasi untuk Meningkatkan Kelarutan dan Laju Disolusi'.
Orasi tersebut meneliti mengenai usaha rekayasa kristal pada Bahan Aktif Farmasi (BAF) atau yang disebut sebagai 'obat' oleh masyarakat awam, yang diberikan secara oral (melalui mulut) dalam bentuk sediaan padat, untuk meningkatkan kelarutannya pada saluran pencernaan.
Melalui penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa rekayasa ini merupakan salah satu strategi menarik yang dapat dilakukan, dan juga berpeluang untuk memberi nilai tambah komersial dan memperpanjang umur hak ciptanya.
Sementara itu, Prof. Yufri Aldi menyampaikan orasi ilmiah dari penelitiannya pada tumbuhan Pegagan Embun. Dalam orasi berjudul Pemanfaatan Tumbuhan Pegagan Embun (Hydrocotyle sibthorpioides Lam) dalam Pencegahan Infeksi Virus Covid-19 Melalui Pendekatan Imunomodulator ini, diketahui bahwa ekstrak pegagan embun dapat menstimulasi munculnya imunitas pada tubuh, dapat digunakan untuk mencegah infeksi virus Covid-19, dan jika dikonsumsi terbukti aman bagi hati dan ginjal.
Di sisi lain, Prof. Elidahanum Husni meneliti mengenai kandungan kimia buah paling populer di dunia yaitu jeruk, khususnya jeruk nipis, sundai, purut, dan kasturi, dan mengamati aktivitas antibakterinya.
Hasil penelitiannya yaitu pembuktian bahwa minyak atsiri dari jeruk sundai, jeruk nipis, dan jeruk purut, dapat menghambat pertumbuhan bakteri, disampaikan dalam orasi ilmiah pada kegiatan pengukuhan tersebut.