Langgam.id - Sebanyak 38 persen penduduk Sumatra Barat (Sumbar) adalah perokok. Persentase tersebut menduduki rangking ketiga di tingkat nasional.
Demikian dikatakan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit saat membuka rapat koordinasi kesehatan Kabupaten/Kota se Sumbar, di Kota Solok, Rabu (30/1/2019) sebagaimana dilansir siaran pers Humas Pemprov Sumbar. Hadir dalam kesempatan tersebut Walikota Solok Zul Alfian serta sejumlah pejabat.
"Dari 10 orang ada 4 yang perokok. Dan dari data nasional Sumbar menempati rangking ketiga nasional persentasenya," kata Wagub.
Merujuk ke proyeksi jumlah penduduk Sumbar pada 2018 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) adalah
5.411.844. Dengan demikian, dari persentase yang disebutkan Wagub jumlah perokok di Sumbar lebih 2 juta orang.
Wagub meminta mesti ada upaya menguranginya. Salah satunya dengan Perda tentang rokok dan menetapkan kawasan tanpa rokok (KTR) seperti, Sekolah, tempat ibadah, fasilitas pelayanan kesehatan, tempat bermain anak, angkutan umum, tempat umum dan tempat kerja.
Ia meminta perlu ada sosialisasi terpadu gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
Rakor kesehatan, menurutnya, amat penting, karena ada perubahan pola penyakit transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain.
Wagub juga menyoroti masih rendahnya pemahaman imunisasi untuk mencegah Measless Rubella (MR) di Sumbar. "Masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Namun kita tetap menegaskan bahwa imunisasi untuk mencegah MR tetap dilanjutkan. Tidak ada paksaan bagi orang tua untuk mengikuti imunisasi. Berdasar keputusan MUI dibolehkan karena alasan kedaruratan," ujarnya. (HM)