Langgam.id - Rektor Univesitas Andalas (Unand) Padang, Yuliandri menilai aksi menyuruh potong celana di asrama telah melenceng dari konsep pembinaan. Bahkan, Yuliandri menegaskan, tindakan itu suatu perbuatan yang sangat disesalkan dan tidak dapat dibenarkan.
"Sanksi yang demikian (potong celana) jelas telah melenceng dari konsep pembinaan itu sendiri," ujar Yuliandri dikutip dari keterangan resminya, Selasa (1/11/2022).
Tidak hanya itu, menurut Yuliandri, ia juga telah memerintahkan Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan (WR I) bersama jajarannya untuk mendalami kronologi tindakan yang diduga bermuatan intimidatif tersebut.
"Unsur pimpinan sudah mengumpulkan mahasiswa
senior/pembina asrama, mahasiswa yang menjadi korban, serta mahasiswa senior yang pernah
tinggal di asrama untuk dimintai penjelasan," ungkap Yuliandri.
Yuliandri menegaskan, bahwa akan dilakukan evaluasi secara komprehensif terhadap ketentuan dan pola pembinaan di Asrama saat ini.
"Ini untuk menciptakan pembinaan asrama yang lebih inklusif dalam keberagaman. Evaluasi akan dilakukan segera, baik terhadap penghuni, pembina dan pengelola asrama, termasuk ketentuan atau tata tertib yang diterapkan selama ini," paparnya.
Lalu, hasil evaluasi, lanjut Yuliandri, akan dijadikan dasar perbaikan terhadap pengelolaan dan pembinaan mahasiswa berasrama, sehingga lebih peka dan antisipatif terhadap peluang terjadinya tindakan pemaksaan senior kepada junior.
Sementara itu, WR I Unand, Mansyurdin menyebutkan, bahwa persoalan itu (potong celana) sudah diselesaikan secara kekeluargaan. "Semua pihak sepakat saling memaafkan dan setuju untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan," ujarnya.
Para pihak yang terlibat, sebut Mansyurdin, juga sepakat bahwa kejadian itu tidak dilatarbelakangi unsur SARA atau diskriminasi atas perbedaan agama, suku, ras sebagaimana yang berkembang di media sosial.
Baca juga: Begini Kronologi Penghuni Asrama Putri Unand Disuruh Potong Celana
"Ini lebih sebagai cara pembinaan antara senior dan junior yang tidak tepat. Merupakan sebuah kesalahan dan kekhilafan dari mereka, sehingga berjanji untuk tidak mengulangi dan memperbaiki pola pembinaan," katanya.
—