Langgam.id - Tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan hanya 5,36 persen. Capaian tersebut lebih rendah dari tahun sebelumnya, yakni di angka 5,42 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Painan Yudi Yos Elvin mengatakan, perlambatan ekonomi terjadi akibat turunnya harga komoditi karet, gambir dan sawit. Kondisi ini berdampak pada sektor pertanian dan industri pengolahan.
“Selama ini, keduanya berkontribusi besar terhadap perkonomian daerah. Ada beberapa sektor lainnya yang juga ikut turun,” katanya, Jumat (11/10/2019).
Sepanjang 2018, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB daerah hanya 39,48 persen atau turun dari 40,45 persen di tahun 2017.
Sedangkan sektor industri pengolahan menjadi 7,40 persen dari 7,69 persen. Galian dan pertambangan dari yang sebelumnya tumbuh 3,60 persen, turun menjadi 3,48 persen.
Trend penurunan juga diikuti industri jasa keuangan dan asuransi serta real estate yang masing-masingnya dari 2,18 persen menjadi 2,09 persen dan 1,39 persen merosot ke angka 1,36 persen.
“Tapi perekonomian di 2018 tetap lebih tinggi dari rata-rata laju pertumbuhan ekonomi provinsi yang hanya tumbuh di angka 5,16 persen,” terangnya.
Pemerintah daerah diminta fokus pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan. Keempat sektor primer itu selama ini selalu tercatat sebagai penyumbang terbesar dalam struktur Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). (*ICA)