30 September 2009, tepat tiga belas tahun silam, pukul 08.45 WIB lahirlah seorang bayi perempuan di suatu kabupaten perbatasan antara Sumatra Barat dan Jambi, tepatnya Kabupaten Muaro Bungo. Saat ia telah dilahirkan, dia menangis tidak begitu keras. Dia menangis tapi selalu membahagiakan hati.
Lalu, saat itu juga ku bisikan kepada ibunnya "Maaa...Terima kasih kamu telah berjuang untuk anak kita,". Lalu putri ku ini ku kamatkan, setelah ku kamatkan, anugrah datang dari Allah SWT melalui hati ku untuk memberi sebuah nama bagi putri ku ini. Ku bisikan pada ibunya "Ma, mari kita beri nama bayi kita ini AZZANI ALIFI AKMAL,".
Ibunya tersenyum menampakan tanda dia terima. Alhamdulillah, pada saat disebut itu nama, putri ku tidak menangis, dia juga ikut tersenyum yang nampak dari lubuk hati ku. Buat orang tua dan mertua ku, maaf sebelumnya aku memberi nama cucu mu tampa berembuk dulu. Karena nama ini lahir sendirinya dari lubuk hati ku pada saat setelah mengqomatkannya, maaf ibu/bapak dan mama/papa, di mana nama ini belum pernah ku siapkan sebelumnya, tapi tulus hadir dari hati ku yang paling dalam.
Beberapa jam setelah itu datang telepon untuk memberikan ucapan selamat, salah satunya teman dari istri ku (Neneng) dia mengatakan "Selamat ya Vi dan Bang Akmal," ucapnya.
Neneng teman istri ku ini sekarang sudah tiada, karena dia salah satu korban gempa Sumatra Barat 30 September 2009 yang terjadi pukul 17.16 WIB. Pada saat hari, tanggal, bulan dan tahun yang sama memang telah terjadi musibah besar melanda negeri ku Ranah Minang yang disebut Gempa Sumatra Barat 30 September 2009.
Satu hari setelah anak ku dilahirkan dengan berat hati ku keluarkan dari rumah sakit dengan sebuah surat pernyataan dari dokter, bahwa bayi dikeluarkan dari rumah sakit atas permintaan sendiri, tapi aku yakin sekali kepada Allah SWT, bahwa tidak akan apa-apa.
Aku keluarkan bayi ku dari rumah sakit untuk ku bawa ke Sungai Rumbai, di mana tempat ibunya di lahirkan, karena pada hari itu panggilan jiwa ku sudah datang untuk melaksanakan tugas kemanusiaan di Ranah Minang yang terkena gempa.
Pada saat itu ibunya berkata "nak, papa sekarang pikirannya tidak lagi bersama kita, tapi sudah ke Padang untuk sebuah tugasnya," kata istriku saat itu kepada buah hati kami.
Aku hanya menjawab di samping anak dan istri ku tercinta "Maaf ya nak, maaf ya Ma". Seiring di hari ini aku juga tidak bisa hadir di samping istri dan anak ku karena aku melaksakan tugas yang telah di amanatkan. Sekali lagi aku sampaikan "Maaf ya nak, maaf ya Ma,".
Buat anak ku yg tercinta "Selamat Hari Ulang Tahun mu yang ke-13, jadilah kamu seorang anak selalu menyangi Mama dan Papa. Insya Allah kelak apabila Allah SWT mengasih jodoh untuk mu, maka hormatilah suami mu, dua hal itu apabila kamu mampu untuk menjalakannya/melaksanakannya dengan ikhlas, maka kamu Insya Allah akan hadir di dunia ini sebagai wanita sejati, maka dunia dan akhirat akan selalu hadir tersenyum untuk mu nak. Sekali lagi, selamat Ultah anaku.
"Ma, jaga dan bimbinglah Azzani dengan baik dan jangan lupa juga jaga kesehatan Mama selalu!,"
13 Tahun sudah waktu berlalu, Azzani Alifi Akmal dilahirkan dan disusul Gempa Sumbar 30 September 2009. Semoga Azzani tumbuh jadi anak yang saleha, berbakti kepada kedua orang tua, bangsa dan negara. Dan, semoga negeri ini jauh dari segala bencana, masyarakatnya bahagia dan sejahtera. Aamiin YRA.
Avignam Jagat Samagram (Selamatlah Alam Semesta).
Catatan Akmal (Insan SAR/Bencana)
—