Langgam.id - Beberapa hari sebelum meninggal dunia di Malaysia, Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra berkunjung ke sejumlah wilayah di Sumatra Barat (Sumbar) selama enam hari. Kunjungan itu, jadi perjalanan pulang terakhir dan seolah jadi perpisahan cendekiawan Indonesia itu dengan tanah kelahirannya.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta yang lahir di Lubuk Alung, Padang Pariaman pada 4 Maret 1955 itu, mendarat di Bandara Minangkabau pada Jumat (9/9/2022). Di hari-hari berikutnya, ia membuka uji kompetensi wartawan di Bukittinggi, berceramah di Tanah Datar, bertemu gubernur dan kembali jadi pembicara di Padang.
"Setelah mendarat, kita langsung menuju Polda Sumbar untuk bertemu Kapolda Irjen Pol. Teddy Minahasa," kata Staf Dewan Pers Irwan yang mendampingi Prof. Azra selama perjalanan di Sumbar.
Dalam pertemuan dengan kapolda itu, Prof. Azyumardi Azra didampingi Wakil Ketua Agung Dharmajaya, Anggota Dewan Pers Totok Suryanto dan Irwan. Kepada kapolda, ketua bersama anggota Dewan Pers menyosialisasikan sejumlah perkembangan terbaru terkait pers Indonesia.
Perkembangan terkini itu antara lain, keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 38/PUU-XIX/2021 pada Rabu (31/8/2022). Dalam putusan itu, MK menolak permohonan yang menyoal kewenangan Dewan Pers dalam memfasilitasi pembuatan peraturan terkait pers.
Dengan demikian, segala peraturan terkait pers yang pembentukannya difasilitasi Dewan Pers tetap berlaku, termasuk di dalamnya kode etik jurnalistik dan standar kompetensi wartawan. Sehingga, uji kompetensi yang berlaku adalah yang diadakan lembaga yang telah ditunjuk oleh Dewan Pers, sebagai satu-satunya Dewan Pers di Indonesia.
Selepas salat Jumat di masjid Polda Sumbar, Prof Azra bertolak ke Bukittinggi untuk membuka uji kompetensi wartawan yang difasilitasi Dewan Pers. Puluhan wartawan anggota PWI dan IJTI di Sumbar mengikuti uji kompetensi ini pada 10-11 September 2022.
Di sini, ikut bergabung anggota Dewan Pers Yadi Hendriana yang juga mantan Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) serta sejumlah senior Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumbar seperti Eko Yanche Edrie dan Basril Basyar.
Pada 2022 ini, Dewan Pers memang memfasilitasi uji kompetensi wartawan di puluhan kota di Indonesia. Penyelenggaraannya diadakan bergantian oleh organisasi wartawan konstituen Dewan Pers dan lembaga penguji yang telah ditunjuk, seperti PWI, IJTI, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Pewarta Foto Indonesia (PFI) dan Lembata Pers Dr. Sutomo (LPDS). UKW di Bukittinggi, giliran PWI dan IJTI yang jadi penyelenggara.
Baca Juga: Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Berpulang
Berikutnya, pada Senin (12/9/2022), Prof. Azyumardi berbicara dalam seminar literasi media yang diadakan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar. Pada acara ini, mantan wartawan Majalah Panji Masyarakat itu menyampaikan agar pemerintah daerah tak melayani wartawan gadungan yang terkenal dengan sebutan abal-abal.
Sebagaimana dirilis akun resmi Prokopim Pemkab Tanah Datar, Azyumardi menyampaikan, ciri wartawan dan pekerja media abal-abal tersebut antara lain, mengambil keuntungan di luar tugas dan fungsi jurnalistik, sering membuat masalah dan menakut-nakuti.
Hari selanjutnya, pada Selasa (13/9/2022) sore, Prof Azyumardi bertemu Gubernur Sumbar Mahyeldi di Padang, setelah sebelumnya talkshow di Padang TV. Dalam pertemuan tersebut, Azyumardi didampingi wakil ketua Dewan Pers serta sejumlah perwakilan organisasi konstituen Dewan Pers yang ada di Sumbar.
Mereka antara lain, Ketua AJI Padang Aidil Ichlas, Ketua IJTI Sumbar Defri Imung Mulyadi, Ketua PFI Padang Arif Pribadi, Senior PWI Sumbar Zulnadi yang juga Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumbar serta Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sumbar Andri El Faruqi.
Kepada gubernur Sumbar, Azyumardi mengatakan, Dewan Pers merupakan lembaga independen satu-satunya sesuai amanat UU Pers sebagai pemegang amanah kemerdekaan pers di Indonesia. Putusan MK yang baru saja keluar memperkuat eksistensi Dewan Pers sebagai fasilitator organisasi konstituennya untuk membuat aturan di bidang pers, termasuk menyelenggarakan uji kompetensi wartawan.
Uji kompetensi itu, menurut Azyumardi, masih berproses, salah satunya dengan fasilitasi gratis dari Dewan Pers bekerja sama dengan lembaga penguji.
Pertemuan dengan gubernur itu juga sekaligus jadi ajang silaturahmi dan konsolidasi Dewan Pers dengan konstituen di Sumbar. Kepada wartawan langgam.id yang hadir dalam pertemuan itu, Azyumardi mengatakan, berencana akan menghadiri Trusted Media Summit yang digelar AJI bersama Google News Initiative di Bali, sepekan setelah itu. Hal yang kemudian tak bisa lagi ia penuhi.
Pada Kamis (15/9/2022), Azyumardi Azra didampingi Irwan bertolak ke Jakarta, setelah sebelumnya sempat menjadi pembicara kunci dalam "The 3Rd International Conference on Islamic Education" yang digelar UIN Imam Bonjol Padang.
Dosen UIN Imam Bonjol Abdullah Khusairi mahasiswa Azyumardi saat kuliah doktor di UIN Jakarta mengatakan, dalam pertemuan tersebut, Prof Azra menguraikan secara detail bagaimana sejarah Islam di Nusantara menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat.
Azyumardi Azra berangkat ke Jakarta setelah silaturahminya terbilang lengkap dengan kampung halaman. Sejak dari kalangan pers hingga akademisi. Sejak dari gubernur hingga polisi. Kabar sakitnya dalam perjalanan menuju Malaysia hingga dirawat di sana pada Jumat (16/9/2022) tentu menimbulkan kecemasan sampai ke tanah kelahiran yang baru saja dikunjungi.
Kecemasan itu berganti duka ketika kabar sedih kepergiannya pada Minggu (18/9/2022) itu diterima. Doa, kenangan lama hingga yang baru ditorehkan meruap, termasuk rasa terkejut, tak menyangka ia berpulang terlalu cepat.
"Beliau terlihat ceria dan menikmati perjalanan di Sumbar, mencoba kuliner yang beliau rindukan. Salah satunya, kami sempat minum kopi kawa di Pariangan, Tanah Datar sambil mendengarkan (alat musik tradisional Minang) saluang," kata Irwan.
Tak ada yang tahu, beberapa hari kemudian, putra Ranah Minang yang dihormati di level internasional itu sudah berpulang, meninggalkan kehidupan dunia. Tak juga bunyi saluang, yang mungkin akan ikut menangis melepas kepergiannya. Selamat Jalan, Prof Azra. Teruslah ke surga, salah satu putra terbaik bangsa. (HM)