Langgam.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam mengimbau warga setempat untuk mengandangkan ternak selama perhelatan Tour de Singkarak (TdS) 2019, agar tidak terjadi insiden yang tak diinginkan.
Diketahui, Kabupaten Agam masuk dalam etape kelima perhelatan akbar balap sepeda tersebut, dengan tuan rumah pada garis finish, tanggal 5 November 2019 di Ambun Pagi, Matur, Kabupaten Agam.
Etape 5 akan menempuh jalur sepanjang 206,5 kilometer, star di Payakumbuh dan finish di Kabupaten Agam.
Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Agam, Yosepriawan menyebutkan, bahwa informasi untuk keamanan pelaksanaan TdS 2019 di Agam, diimbau memalui surat edaran. “Kita informasikan melalui surat edaran, agar dalam pelaksanaan TdS ternak warga dikandangkan untuk sementara,” ujarnya di Lubuk Basung, Kamis (10/10/2019).
Dikatakan Yosep, pengalaman tahun lalu (TdS 2018) di Kabupaten Agam, ada pembalap jatuh karen amenabrak ternak milik warga. “Kita tidak ingin ada kecelakaan akibat hewan ternak, yang akan mengakibatkan nama baik daerah rusak di mata internasional,” jelasnya.
Tidak hanya itu, menurut Yosep, pemerintah juga akan mensiagakan sejumlah personil Satpol PP Damkar, Dinas Perhubungan dan juga Porles Agam di sepanjang rute yang dilalui peserta TdS 2019.
Menurut Yosep, daerah yang rawan hewan ternak berkeliaran, yaitu di kawasan Muaro Mati, Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara dan di Tikungan SMPN 1 Tanjung Mutiara.
Menanggapi hal itu, Camat Tanjung Mutiara, Yogi Astarian mengaku persoalan hewan ternak yang dilepas di daerahnya memang kerap terjadi, dan itu sudah menajdi persoalan menahun.
Dikatakan Yogi, pihaknya sudah menggandeng pemerintah nagari untuk memberntuk Peraturan Nagari (Pernag) terkait hewan ternak tersebut.
“Kalau TdS 2018, memang ada segerombolan sapi keluar dan berkeliaran di tepi jalan. Saat petugas mengamankan, warga setempat tidak ada yang menagku memiliki ternak itu. Untung saja saat itu tidak mengenai pembalap. Tahun ini, kita harapkan hal itu tidak terjadi lagi,” ucapnya. (*/ZE)