Langgam.id - Sampah organik merupakan salah satu jenis limbah yang masih menjadi sumber permasalahan bagi dunia, tidak terlepas Indonesia. Walau sebenarnya sampah organik lebih ramah lingkungan karena sifatnya yang mudah terurai dan dapat diolah kembali.
Namun, menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, sampah organik menjadi penyumbang terbesar (57% dari sampah total) sampah di Indonesia (Data tahun 2021).
Terlepas dari itu semua, sampah organik kini sudah banyak yang mengolahnya kembali menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan lagi salah satunya adalah bahan pembuat larutan Eco-enzyme.
Eco-enzyme yang merupakan larutan zat organik kompleks dari hasil fermentasi sisa bahan organik, gula, dan air yang dilakukan selama waktu minimal tiga bulan hasilnya dapat memberikan dampak luas bagi lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi. Eco-enzyme dapat mengurangi dampak yang dihasilkan dari limbah makanan, mengurangi penggunaan bahan kimia, dan mempromosikan gaya hidup berkelanjutan.
Saat ditemui, Rahmi Awalina sebagai salah satu ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dari Fateta Unand yang sekaligus sebagai narasumber dalam pelatihan menuturkan, kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah organik menjadi Eco-enzyme sehingga bisa memberikan dampak yang besar dan nilai tambah dalam mewujudkan kehidupan yang ramah lingkungan.
Rahmi menjelaskan Eco-enzyme mempunyai banyak manfaat, antara lain; Pertama, digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pembersih alami seperti sabun cair, karbol, hand sanitizer, Kedua, meningkatkan kualitas udara, air, dan tanah.
Ketiga, sebagai filter udara. Keempat, sebagai pembersih saluran pipa air rumah tangga. Kelima, ampasnya dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Ketujuh, Manfaat dibidang Kesehatan; Mengobati bisulan di mata dan menyembuhkan luka bakar dan luka gores, dan Kedelapan; digunakan dalam bidang pertanian yang memungkinkan untuk bertani di tanah yang gersang, serta sebagai pupuk tanaman untuk pestisida.
"Jadi Eco-enzyme mempunyai manfaat yang luar biasa yang bisa digunakan dalam kehidupan manusia." ujarnya.
Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan bersama Komunitas Banang Sahalai pada Selasa (8/3) yang bertempat di daerah Tunggul Hitam. Peserta yang mayoritas ibu ibu dan remaja perempuan sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka semangat dalam mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber.
Setelah penyampaian materi, narasumber mengajak peserta untuk mempraktekkan pembuatan Eco-enzyme dengan bahan bahan sisa sampah organik yang telah mereka sediakan dari rumah.
Pembuatan Eco-enzyme bersama Komunitas Banang Sahalai nanti akan menghasilkan 20 liter larutan Eco-enzyme yang dapat dimanfaatkan semua anggota komunitas.
Restu sebagai salah satu koordinator komunitas menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Tim Pengabdian dari Fateta karna sudah berbagi ilmu dengan anggota komunitas.
"Semoga kegiatan ini terus dapat dilakukan oleh setiap anggota dari rumah mereka masing masing," pungkas Restu.