5 Bulan Rehabilitasi di Dharmasraya, Harimau Puti Maua Agam Mati Akibat Sakit

BKSDA Sumbar Jelaskan Kronologis Kematian Harimau Sumatera Puti Maua Agam

Puti Maua Agam bersama tim dokter di pusat rehabilitasi. [Foto: PRHSD]

Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: 5 Bulan Rehabilitasi di Dharmasraya, Harimau Puti Maua Agam Mati Akibat Sakit.

Langgam.id - Harimau sumatera yang bernama Puti Maua Agam dinyatakan mati di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya (PRHSD) ARSARI pada Rabu (8/6/2022) pukul 5.00 WIB. Puti Maua Agam sempat direhabilitasi sekitar lima bulan.

Manager Operasional PR-HSD drh. Patrick Flaggellata mengatakan, Puti Maua Agam merupakan harimau sumatera yang dievakuasi dari konflik harimau-manusia dari Jorong Kayu Pasak Timur Nagari Salareh Aie Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam 10-11 Januari 2022.

Harimau Sumatera berjenis kelamin betina berumur 3 tahun ini turun dari hutan Cagar Alam Maninjau dan memasuki pemukiman diperkirakan karena kekurangan pakan. Masa itu terjadi penyakit African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian massal, sekitar 50 ekor babi hutan di Agam.

"Begitu tiba di PR-HSD ARSARI pada 12 Januari 2022, Puti segera diberikan pemeriksaan medis menyeluruh. Puti direhabilitasi setelah terdeteksi mengalami helmintiasis, defisiensi nutrisi, dan limfositosis," katanya, Kamis (9/6/2022).

Patrick menjelaskan, penurunan kondisi Puti diawali ketika ia terpantau sakit pada 18 Mei 2022 dan mengalami penurunan nafsu makan serta beberapa luka miasis. Kondisinya sempat membaik mulai 27 Mei,
namun pada 6 Juni 2022 mendadak Puti kembali sakit diikuti dengan hipersalivasi, sehingga tidak dapat diselamatkan lagi pada 8 Juni 2022.

Pengamatan Tim Medis PR-HSD ARSARI jelang kematiannya, menunjukkan nafas Puti sempat sesak atau 60 kali/menit. Tim memberikan atropin sulfat dan nebul salbutamol, serta menyuapinya dengan
menggunakan batang kayu yang diisi pakan daging namun tidak dimakan.

Setelah kematian Puti, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatra Barat (Sumbar) memutuskan untuk melakukan nekropsi (bedah bangkai) di hari yang sama.

Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono mengatakan, tujuan nekropsi adalah untuk mendapatkan informasi rinci penyebab kematian Puti melalui pengujian laboratorium terhadap sampel dari organ tubuh harimau tersebut.

"Kami sangat berterima kasih atas kerja keras tim PR-HSD ARSARI dalam menyelamatkan, merehabilitasi, dan merawat Puti sampai saat terakhir,” katanya.

Baca Juga: BKSDA Sumbar Berencana Lepaskan Harimau Puti Maua Agam ke Hutan Asalnya

Menurut dia, pihaknya telah melakukan upaya evakuasi Puti dan saat ini juga sedang merencanakan proses lepas liar Puti menunggu kesembuhannya. Namun dia mati sebelum berhasil sembuh.

Dapatkan update berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Diduga Persoalan Tambang Ilegal, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Tewas Ditembak Rekannya
Diduga Persoalan Tambang Ilegal, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Tewas Ditembak Rekannya
Semen Padang vs PSM Berakhir Imbang
Semen Padang vs PSM Berakhir Imbang
Jabatan Gusti Chandra sebagai Direktur Kredit dan Syariah merangkap tugas Pjs Direktur Utama (Dirut) dan seluruh Direksi Bank Nagari,
Bank Nagari Siapkan Rp500 Miliar Ikut Danai Proyek Flyover Sitinjau Lauik
Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang di Hotel Truntum
Cek Fakta: Hendri Septa Klaim Turunnya Kemiskinan, M Iqbal Soroti Tingginya Pengangguran di Padang
Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) berhasil terperangkap dalam kandang jebak yang dipasang oleh Tim BKSDA Sumbar d
Sempat Buat Warga Khawatir, Akhirnya Harimau Sumatra Masuk Perangkap di Solok
Dalam debat pertama Pilgub Sumbar yang digelar di Hotel Mercure Padang pada Rabu (13/11/2024), calon Gubernur dan Wakil Gubernur memaparkan
Debat Pilkada Sumbar: Kebebasan Beragama dalam Sorotan, Tantangan bagi Toleransi di Ranah Minang