Berita Padang - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Raffi (14) merupakan anak piatu penangkap ikan di Banda Bakali atau Banjir Kanal Padang.
Langgam.id - Raffi (14) terlihat begitu cekatan melempar jala ke dalam Banda Bakali atau Banjir Kanal di Kota Padang. Dengan volume air yang tak terlalu besar atau hanya setinggi betis orang dewasa, Raffi yang ditemani dua orang sepupunya terlihat asyik menangkap ikan, Selasa (22/3/2022).
Bocah penjala ikan di Banda Bakali itu terlihat tak gentar dengan teriknya matahari. Semangatnya agar bisa mendapatkan ikan untuk dijual demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah itu begitu teguh, meskipun harus bersaing dengan orang dewasa yang berprofesi sama.
Menurut Raffi, jala yang ia gunakan untuk menangkap ikan di Banda Bakali ukurannya memang beda dengan jala orang dewasa. "Ini ukuran paling kecil, bang. Kalu besar, tidak kesampaian mau melemparnya," ujar Raffi kepada langgam.id, Selasa (22/3/2022).
Meskipun demikian, Raffi dan dua orang temannya, Rizki (7) dan Jidan (8) itu terlihat bahagia, apalagi ketika jala dilempar, mereka akan bersorak, seakan dapat menepis teriknya matahari yang membakar kulit mereka.
Menurut Raffi, saat ini ia tinggal bersama kakaknya di kawasan Alai Paralk Kopi, ibunya sudah meninggal dunia beberpaa tahun yang lalu, dan ayahnya sudah menikah lagi, tinggal bersama istri barunya.
Raffi dan dua rekannya itu juga telah berbagi tugas. Raffi melempar jala, Jidan dan Rizki membawa karung seukuran lima kilogram yang akan akan dijadikan sebagai tempat ikan yang mereka dapatkan.
Saat diminta untuk cerita tentang aktivitasnya, Raffi sama sekali tak sungkan. Bahkan, kata Raffi, ia juga sudah sering diwawancara atau direkam kamera. "Saya pernah juga masuk YouTube," ucap Raffi.
"Masuk TV saja yang belum Bang," sambung temannya, Jidan.
Dikatakan Raffi, ia sudah menangkap ikan di Banda Bakali sejak duduk di kelas 5 SD, yang awalnya hanya menggunakan tangguk.
"Kalau sekarang banyak alat saya, bang. Jala ada, tangguk, alat setrum dan pancing," jelasnya.
Jala yang dipakai ini, sebut Raffi, dibeli dari uang hasil tangkapan ikan di Banda Bakali.
Raffi mengatakan, sebelum ini, dia hanya punya tangguk yang dibuat sendiri. Alat itu ia gunakan untuk menangkap ikan kala debit air Banda Bakali sedang tinggi, karena di saat itulah banyak ikan yang menepi dan tak lari ketika ditangguk.
Diceritakan Raffi, ia juga pernah dapat 20 kilogram ikan di Banda Bakali. Ia jual semua. Uang itu dipakai untuk membeli jala. "Kalau pas hujan baru bisa dapat banyak bang, ikan-ikan ini akan menepi semua. Pernah pas dijual, dapat Rp250 ribu," katanya.
Untuk ikan nila seukuran empat sampai lima jari orang dewasa, Raffi mengaku bisa dapat uang Rp30 ribu per kilo. Sementara, ikan berukuran kecil, dihargai Rp20 ribu per kilogram. "Kalau dapat sedikit, akan dibawa pulang untuk digoreng," ujarnya.
Raffi mengatakan, jika tangkapannya banyak dan dijual, uangnya digunakan untuk jajan dan kebutuhan sekolah.
Siswa SMPN 5 Padang ini tertawa malu saat saya tanyai apa cita-citanya. Ia tak menjawab.
Raffi mengaku, kakaknya juga tak melarang ia menangkap ikan di Banda Bakali. "Yang penting halal dan tidak mencuri," ungkapnya.
Di saat debit air Banda Bakali sedang tinggi sehabis hujan lebat, Raffi mengaku tak pernah takut untuk menangkap ikan. Bahkan, kata Raffi, Ia juga sering dimarahi orang dewasa yang juga menangguk ikan di tepian Banda Bakali saat airnya besar.
Baca juga: Potret Warga Memancing Ikan dan Sampah di Banda Bakali Padang
"Saya tidak peduli, yang penting kita tangguk saja," katanya.
—