Berita Dharmasraya - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Hasil pra studi kelayakan, diusulkan dua alternatif jalur feeder tol Dharmasraya-Rengat.
Langgam.id - Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat bersama Pemkab Kuantan Singingi (Kuansing) dan Indragiri Hulu (Inhu) di Riau telah meyelesaikan pra studi kelayakan jalur feeder tol Dharmasraya-Rengat. Hasilnya, diusulkan dua alternatif trase yang bisa dipilih sebaga jalur tol tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dharmasraya Junaedi Yunus pada Selasa (26/1/2022) mengatakan, trase pertama lebih pendek sepanjang 108 kilometer. Di Riau, trase ini diusulkan tersambung dengan tol trans Sumatra di Belilas, Inhu.
Trase kedua lebih panjang, yakni 134 kilometer. Jalur ini diusulkan tersambung dengan tol trans Sumatra lebih ke utara dari usulan pertama. Tepatnya, di Simpang Japura, Rengat, Inhu.
Menurutnya, Dharmasraya dan Inhu mengusulkan trase yang lebih pendek. Sementara, Pemkab Kuansing mengusulkan rute yang lebih panjang.
Junaedi menuturkan, yang akan menentukan trase mana yang digunakan Hutama Karya sebagai pelaksana pembangunan jalan tol. "Tentu tim Hutama Karya yang akan mensurvey kelayakan itu. Yang baru selesai kan pra FS (fisibilities study). Merekalah yang menentukan, mana yang paling menguntungkan. Bisnis plan kan harus jelas," ujarnya.
Salah satu yang akan ditimbang, menurutnya, berapa tahun perkiraan break even point/ net present value, alias pengembalian modal. "Pasti itu yang dikejar. Dilihat dari trafik."
Ia menambahkan, pembangunan jalan yang lebih panjang jelas akan membuat biaya lebih mahal. Tapi, bila trafiknya lebih menjanjikan, bisa jadi yang dipilih adalah yang lebih panjang.
"Jika hasil kajian jalur yang lebih pendek, trafiknya lebih sepi, sementara yang lebih panjang ramai, maka pilihannya bisa jalur yang lebih panjang."
Kajian transportasi tersebut, menurutnya, akan jadi bagian dari kajian tim Hutama Karya. Pemkab Dharmasraya, menurutnya, memilih jalur yang lebih pendek dan tersambung tol di Belilas karena titik ini lebih ke selatan.
"Ini lebih dekat ke arah Jambi. Karena oritensasi utama kita bukan ke utara, tetapi ke selatan dan Pulau Jawa," tutur Junaedi.
Hal tersebut, katanya, karena memang arus kendaraan yang melewati Dharmasraya jauh lebih banyak dari dan menuju ke selatan.
Selain dua alternatif di arah Riau, di Dharmasraya juga ada dua alternatif tempat sebagai pintu masuk tol. Keduanya berada di Jalan Lintas Sumatra, yakni di samping Rumah Makan Alam Raya atau di Simpang Abai Siat.
Baca Juga: Proses Tol Dharmasraya-Rengat Berlanjut, Pangkas 11 Jam Waktu Tempuh ke Jakarta
Sebelumnya, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan, bila nanti selesai, feeder tol ini dapat memangkas waktu perjalan dari Dharmasraya menuju Jakarta hingga 11 jam.
"Dari Dharmasraya ke Jakarta, saat ini butuh waktu 24 jam. Bila feeder tol ini selesai dan tol tersambung dari Rengat hingga Lampung, hanya butuh waktu 13 jam," tuturnya, Minggu (16/1/2022).
Baca Juga: Bupati Dharmasraya Minta Akses Pintu Tol Trans Sumatra
Rencana pembangunan feeder tol Dharmasraya-Rengat bermula dari permintaan Sutan Riska meminta agar Kementerian PUPR bersedia merestui kabupaten yang dipimpinnya bisa tersambung dengan feeder tol ke tol trans Sumatra di Riau.
Permintaan itu ia sampaikan kepada Menteri PUPR Basuki pada Senin (21/9/2020) saat peresmikan sejumlah proyek pembangunan Dharmasraya. Setelah melalui proses, usulan tersebut didukung oleh Pemkab Kuansing, Pemkab Inhu, Pemprov Riau dan Pemprov Sumbar. (HM/SS)
—