Langgam.id - Bank Pembangunan Daerah Sumatra Barat (PT Bank Nagari) berhasil membukukan laba bersih Rp416 miliar tahun lalu atau tumbuh 26 persen dari pencapaian tahun sebelumnya Rp330 miliar.
Direktur Utama Bank Nagari Muhammad Irsyad mengatakan capaian laba tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah Bank Nagari. Apalagi, sepanjang 2021, industri perbankan masih mengalami tekanan akibat pandemi covid-19.
"Perolehan laba kita tahun 2021 sebesar Rp416 miliar (unaudited). Perkiraan kami hasil audit nanti juga tidak akan jauh-jauh meleset, kalaupun meleset paling jauh Rp406 miliar," katanya, dalam ekspose kinerja 2021, Jumat (21/1/2022).
Menurutnya, pendapatan laba Bank Nagari mengalami peningkatan didorong meningkatnya pendapatan bunga dan efisiensi beban bunga dana, sehingga rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) juga turun signifikan menjadi 81,51 persen.
Selain itu, aset perseroan juga tumbuh 10,52 persen menjadi Rp28,25 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp26,7 triliun. Penyaluran kredit sebesar Rp20,99 triliun tumbuh 7,46 persen dari periode sebelumnya Rp19,53 triliun.
Kemudian, untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sepanjang tahun lalu tumbuh 12,7 persen dari Rp20,41 triliun menjadi Rp22,99 triliun.
Untuk rasio keuangan Bank Nagari juga terjaga dengan baik. Rasio kecukupan modal atau car adequicy ratio/CAR mencapai 21,6 persen, rasio return on equity/ROE atau rasio pengembalian modal mencapai 13,6 persen, rasio return on asset/ROA sebesar 1,98 persen.
Kemudian, net interes margin/NIM atau rasio margin bunga bersih mencapai 6,57 persen, BOPO sebesar 81,51 persen, rasio intermediasi atau loan to deposit rasio/LDR sebesar 91,25 persen, sedangkan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) masih rendah di angka 48,45 persen.
Sementara market share Bank Nagari di Sumbar masih yang terbesar dengan penguasaan pasar hingga 36,51 persen per Oktober 2021.
—