Langgam.id - Ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang kembali berunjuk rasa untuk ketiga kalinya di Kampus II Lubuk Lintah, Kuranji, Kota Padang, Kamis (12/9/2019).
Aksi kembali dipusatkan di depan kantor Rektorat. Mahasiswa melakukan orasi dan membakar ban di tengah jalan. Jalan di depan rektorat juga diblokade untuk dijadikan tempat aksi dan berorasi.
Koordinator aksi Muhammad Jalali mengatakan, ada lima orang perwakilan mengikuti sidang bersama senat. Ia juga menyilahkan mahasiswa lainnya untuk mengusul jika ada ide untuk merevisi atau menambah tuntutan yang telah dilayangka kepada pihak kampus.
Selain 5 orang mengikuti sidang, mahasiswa lainnya juga mengikuti sidang secara live di Gedung Serbaguna kampus. Dengan begitu, sidang bisa disimak semua mahasiswa.
"Yang siding 5 orang perwakilan dan kita minta secara live. Jadi kawan-kawan di luar sidang bisa menyaksikan disini," katanya.
Menurutnya, poin paling penting adalah tentang transparansi keuangan kampus selama 4 tahun ke belakang. Kemudian kinerja rektor selama menjabat. Lalu tentang fasilitas yang harus dipenuhi oleh kampus diantaranya WC, ruang kelas, kursi, dan AC ruangan.
“Kita mendesak hak. Semua tuntunan harus dipenuhi kampus. Selama ini kita sudah sabar, sudah tiga hari aksi sampai sekarang, kita pastikan semua tuntutan diterima dan dijalankan dalam waktu sesingkat-singkatnya, saat ini sedang ada sidang di rektorat,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UIN IB Padang Eka Putra Wirman mengatakan, pihaknya merespon 100 persen keinginan mahasiswa. Ia menyampaikan itu di sela sidang bersama senat membahas tuntutan mahasiswa.
“Langsung senat bersidang untuk membahas poin satu persatu, dari 13 poin yang disampaikan oleh mahasiswa, itu sampai terakhir baru 4 poin yang sudah selesai,” katanya.
Menurutnya, senat nanti akan memberikan penjelasan sedetailnya terkait tuntutan mahasiswa. Diantaranya kinerja rektor. Menurutnya kinerja rektor selalu dilaporkan setiap tahun dalam sidang senat. Ada mekanisme yang dilakukan untuk itu.
"kita bicara tuntutan mahasiswa, di awal saya bertanya inikah tuntutan mahasiswa, mereka jawab iya, kita bahas itu," ujarnya.
Soal UKT, menurutnya kampus memiliki keringanan agar jangan sampai ada mahasiswa yang tidak kuliah. Namun, sisi administrasi akan tetap ditegakkan.
“Sisi humanis akan ditegakkan tanpa melabrak sisi administrasi, itu teknis begitu akan disusun,” katanya.
Selain itu ada juga tuntutan berkaitan dengan sarana dan prasarana. Dalam tuntutan mahasiswa yakni ada WC, kursi AC, fasilitasi kuliah dan lainnya.
"Itu akan diberikan jawaban, kita akan nengangarkan 1 milyar di tahun ini, memang kita penganggaran, itu bukan kegiatan dadakan, sudah direncanakan sejak tahun 2018," katanya.
Menurutnya, tahun ini, ada penambahan 300 kursi kemudian seluruh WC di fakultas diperbaiki. Beberapa tempat AC dibangun, cctv dipasang di setiap titik.
“Memang itu sudah dianggarkan, keputusan dari sidang senat mungkin besok selesai. Kita harus tuntas 13 dibahas, dan itu menjadi keputusan senat, lalu ditembuskan ke mahasiswa untuk diidentifikasi mana yang sudah mana yang belum," katanya. Rahmadi/RC)