Langgam.id - Ribuan kilometer jalan milik kabupaten tercatat rusak di Pesisir Selatan. Pemerintah daerah setempat menargetkan peningkatan jalan berkondisi baik sebesar 1 persen tiap tahun.
Penetapan target 1 persen tiap tahun tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJMD) 2021-2026. Tahun ini, jalan berkondisi baik sekitar 32,90 persen. Angkanya naik 1 persen dari 31,90 persen pada tahun lalu.
"Sesuai target pemerintah daerah, jalan berkondisi baik naik jadi 32,90 persen dengan tingkat konektivitas 54 persen," kata Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar.
Berdasarkan target tersebut, jalan kabupaten berkondisi baik mencapai 35,90 persen pada 2026. Rusma Yul Anwar mengatakan, di tahun 2026, rasio konektivitas jalan berada pada angka 63 persen.
Menurutnya, arah kebijakan pengembangan infrastruktur seperti jalan, selama 5 tahun ke depan lebih mengarah pada area sentra produksi dan sektor unggulan daerah.
"Sesuai potensi daerah masing-masing. Seperti pertanian, perkebunan dan perikanan," kata Rusma Yul Anwar.
Selain itu, pihaknya juga fokus pada area penunjang destinasi pariwisata. Skala prioritas ini bertujuan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020 jalan berkondisi baik di Pesisir Selatan hanya 31,90 persen dari total 2.300 kilometer lebih panjang jalan kabupaten. Atau, sekitar 600 kilometer.
Sementara jalan berkondisi buruk tercatat lebih dari 1.000 kilometer. Sisanya, berkondisi sedang.
Bupati menyampaikan, sepanjang 2021, alokasi anggaran untuk pengembangan dan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan tercatat sebesar Rp100 miliar.
Pembiayaan sebagian besar berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sedangkan sisanya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pemerintah daerah optimis, pengembangan dan pembangunan infrastruktur di sentra produksi dapat mendorong tumbuhnya industri pengolahan berbasis pertanian dan perikanan. Hal itu sejalan strategi peningkatan nilai tambah komoditi unggulan.
Sedangkan untuk sektor pariwisata, kata Bupati, diyakini mampu meningkatkan angka kunjungan. Pariwisata juga mendongkrak kemajuan usaha penunjang di sekitar destinasi seperti akomodasi, perhotelan dan restoran.
Pariwisata disiapkan untuk menggantikan sektor primer mengingat sektor primer secara alamiah akan mengalami penurunan kinerja seiring pesatnya pembangunan.
"Karena pariwisata mampu melahirkan berbagai industri turunan dan pejunjang kegiatannya," tutur Bupati di Painan baru-baru ini. (*)