Langgam.id - Klisenya persoalan sampah sejak dahulu justru membuat lebih banyak orang memilih untuk tidak peduli, bahkan masa bodoh. Sementara sebagian masyarakat lain malah menggantungkan hidup dari bisnis daur ulang sampah yang sejatinya amat menjanjikan.
Namun sebenarnya, solusi integrasi untuk mengatasi persoalan sampah di tanah air belum sepenuhnya memiliki konsep solusi yang jelas.
Penanganan sampah perlu kerja sama yang baik antara semua pihak baik pemerintah, akademisi, industri dan seluruh lapisan masyarakat. Kolaborasi ini dapat menjadi kemitraan yang inklusif dalam upaya penanganan sampah baik di lakukan.
Dengan adanya keterlibatan banyak pihak, penanganan sampah bukan lagi sekadar kerja sama bisnis seperti yang sudah dilakukan sebelumnya. Tapi lebih dari itu, sampah adalah masalah lingkungan yang harus diselesaikan secara bersama.
Salah satu alternatif penanganan sampah yang dapat dilakukan guna mengurangi dampak dari sampah yang dihasilkan rumah tangga adalah dengan pembuatan kompos dan ecoenzyme. Kegiatan ini menjadi bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem (TPB) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas, Minggu kemaren (7/11) bersama warga komplek Perumahan Permata Surau Gadang di Kecamatan Nanggalo, Padang.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pemaparan materi terkait kompos yang disampaikan oleh Nika Rahma Yanti dan dilanjutkan dengan pemaparan materi ecoenzyme oleh Rahmi Awalina selaku dosen dari Prodi TPB. Warga komplek menyambut baik kegiatan ini dapat dilaksanakan ditempat mereka. Mereka sangat bersemangat mengikuti sampai diakhir proses kegiatan.
Silvera, salah seorang warga komplek menuturkan kegiatan ini sangat besar sekali manfaatnya bagi kami, terutama ibu ibu rumah tangga. Dari hasil sampah dapur yang dihasilkan bisa dibuat ecoenzyme, larutan yang banyak manfaat. Sehingga setiap rumah tangga bisa meminimalisir sampah yang dihasilkan. Begitu juga dengan pembuatan pupuk kompos ini.
"Kami yang keseharian banyak waktu di rumah, bisa melakukannya sehingga bisa mengurangi beban pengeluaran keluarga, biasanya beli pupuk di kios tapi dengan membuat kompos dan ecoenzyme bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga,“ tutur Silvera disela sela praktek pembuatan kompos dan ecoenzyme.
Pembuatan kompos dan ecoenzyme sangat mudah dengan bahan yang gampang tersedia. Adapun komposisi bahan untuk pembutan kompos diantaranya terdiri dari
Unsur Nitrogen (sisa sayuran, sisa buah, sampah sisa dapur non hewani) dan unsur karbon (sekam, dedak, daun kering, serbuk gergaji, kardus bekas dan kardus telur).
Cara pembuatan kompos adalah cacah dahulu sampah organik, masukkan campuran sampah nitrogen kedalam tong setebal 5 cm, masukkan tanah sekitar 1-2 cm, masukan unsur carbon. Kemudian ciprati merata secukupnya dengan air yang sudah dicampur dengan larutan EM4 (1 tutup EM4 dengan 1 liter air) atau Eco-Enzyme (1:400 air).
Ulangi susunan tadi terus sampai tong penuh. Kemudian tutup rapat. Perlu juga diaduk beberapa kali. Pemanenan dapat dilakukan setelah 2 – 4 minggu.
Sedangkan bahan yang diperlukan untuk pembuatan ecoenzyme menggunakan perbandingan 1:3:10 yakni gula aren/tebu/saka, sisa sayuran dan buah buahan serta air. Waktu yang diperlukan dalam proses fermentasi ecoenzyme adalah tiga (3) bulan.
Dari hasil ecoeznyme yang telah panen banyak manfaat yang didapatkan. Rahmi menjelaskan bahwa manfaat ecoenzyme ini tidak hanya sebagai pupuk bagi tanaman, tapi mulai dari keperluan rumah tangga seperti pembersih kloset, mencuci piring dan pakaian, menghilangkan karat pada besi, bisa juga untuk kesehatan seperti obat gatal gatal, digigit nyamuk, luka bakar, handsanitizer, untuk kosmetik seperti masker dan lulur.
"Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat membantu masyarakat dalam mengelola sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat kembali," tutur Rahmi di akhir praktek pembuatan ecoenzyme.