Langgam.id - Sektor pertanian menyumbang hampir 30 persen, atau tepatnya 29,81 persen untuk Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar).
Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan, sebagian besar mata pencaharian dan sumber pendapatan masyarakat Tanah Datar ada pada sektor pertanian. Karena itu, pemerintah kabupaten memberi perhatian besar terhadap sektor ini.
"Sektor pertanian di Tanah Datar mempunyai peranan yang penting terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor pertanian pada PDRB sebesar 29,81%," katanya, sebagaimana dirilis akun resmi Propokim Pemkab Tanah Datar, Kamis (4/11/2021).
Hal tersebut disampaikan Eka Putra saat panen perdana cabai merah pada lahan kelompok tani Kabun Gadang Nagari Pandai Sikek kecamatan X Koto, Rabu (3/11/2021).
Menurutnya, topografi Tanah Datar yang berbukit dan mempunyai gunung dengan lahan pertanian seluas 63.630 hektare, cocok untuk mengembangkan berbagai komoditi hortikultura, khususnya sayuran.
"Yang banyak dikembangkan saat ini adalah adalah komoditi cabai merah dan bawang merah, hingga saat kita mempunyai program pengembangan cabai dan bawang merah," kata Eka.
beberapa permasalahan dalam pengembangan komoditi cabai, diantaranya petani masih sulit mendapatkan bibit yang bersertifikat, tingginya biaya produksi serta budidaya yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
Untuk mengatasi hal ini menurut Bupati, Pemda sedang melaksanakan kegiatan pemurnian varietas cabai lokal kecamatan X Koto dengan nama cabai 'Lamersi'. Ini merupakan kerjasama Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar dengan Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Provinsi Sumatera Barat.
"Tentunya kalau kita sudah memiliki sendiri bibit unggul, maka hasilnya juga akan bagus seperti halnya bawang merah yang saat ini Tanah Datar sudah memiliki varietas unggul sendiri yang diberi nama Sumbu Marapi," kata Eka Putra.
Bupati Eka Putra juga menyampaikan pada 2022 program bajak gratis yang dijanjikannya sewaktu kampanye juga sudah bisa berjalan. Sehingga apa yang selama ini diharapkan oleh para petani terkait dengan biaya tinggi akan segera teratasi.
"Kita memang tidak memberikan alsintan kepada kelompok tani, tetapi alsintan itu nanti akan dikelola langsung oleh kabupaten karena peralatannya mahal. Kalau kelompok tani langsung yang mengelola nanti bagaimana perawatannya, bagaimana bahan bakarnya. Nah, itu cara kami membantu, ini janji kami dan janji adalah hutang yang harus kami tepati walau saat ini anggaran dipotong oleh pusat namun secara berangsur-angsur insya Allah janji kami terbayar," kata Bupati.
Terkait dengan harga yang tidak stabil, ia juga mengharapkan petani untuk berinovasi dan memikirkan cara bagaimana supaya disaat harga cabai rendah bisa diolah sehingga hasilnya tetap maksimal. Seperti dibuat saus cabai atau juga bisa dibuat cabai giling kering yang peminatnya juga banyak di pasaran.
"Jangan patah semangat, kita harus punya inovasi kira-kira kemqna akan kita arahkan sehingga disaat harga turun petani tidak rugi," kata Eka. (*/SS)