Langgam.id - Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama menyebut antibodi covid-19 alami pada penyintas hanya bertahan 3-8 bulan.
“Berdasarkan penelitian sejauh ini, antibodi alamiah bisa bertahan antara 3-8 bulan, walaupun ada juga yang menemukan sampai satu tahun,” kata Tjandra dilansir dari Tempo.co, Sabtu (16/10/2021).
Tjandra menjelaskan, kekebalan alamiah bisa terjadi melalui Sel T Limfosit atau kelompok sel darah putih yang memainkan peran utama pada kekebalan seluler.
Sementara, kekebalan yang muncul karena vaksin Covid-19, dibuat sedemikian rupa untuk bisa meningkatkan kekebalan secara maksimal.
"Tapi tentu masih harus ditunggu evaluasi selanjutnya tentang berapa lama bertahannya dan apakah perlu dosis ketiga dan lainnya,” katanya.
Baca juga: Akhir Oktober, Pemprov Targetkan Vaksinasi di Sumbar 50 Persen
Sementara itu, menurut dokter di University of Wisconsin Hospital and Clinic, Amerika Serikat, Jeff Pothof mengatakan, vaksin memberikan kekebalan yang lebih baik untuk jangka waktu yang lebih lama.
Dia menerangkan, kekebalan alami berkurang lebih cepat dari yang diperkirakan para ahli kesehatan.
“Kekebalan alami itu berkurang dengan cepat setelah 90 hari. Pada tahap awal pandemi," ujarnya.
Pothof juga merujuk sebuah studi yang menemukan bahwa seseorang dua kali lebih mungkin memiliki kasus reinfeksi atau terinfeksi Covid-19 ulang, jika bergantung pada kekebalan alami saja.
Senadadengan Tjandra, Pothof juga menyarankan agar seseorang yang sudah terinfeksi Covid-19 tetap perlu divaksin.
“Orang yang sudah terinfeksi Covid-19 secara alami dan sudah divaksin lengkap adalah yang paling terlindungi karena memiliki tingkat antibodi yang tinggi,” tutur dia.