Langgam.id - Wilayah Sumatra Barat (Sumbar) masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hingga puncaknya bulan November mendatang. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, dan angin kencang bisa terjadi.
Sebelumnya saat cuaca ekstrem berdampak terhadap sejumlah wilayah antara lain, Kota dan Kabupaten Solok, Pasaman, Padang, Pesisir Selatan, hingga Padang Pariaman.
Menanggapi itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi meminta masyarakat perlu waspada terhadap potensi bencana tersebut. Ia juga meminta BPBD meningkatkan kesiagaannya, mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini.
"Dalam hal bencana ini kita perlu koordinasi semua pihak, kemudian daerah-daerah yang terdampak harus di-backup," kata Mahyeldi di Padang, Jumat (1/10/2021).
Menurutnya, di jalur-jalur strategis yang berisiko harus dipersiapkan alat-alat berat. Itu dilakukan demi mempercepat penanggulangan saat bencana terjadi. Di samping itu juga harus dipersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Sumbar sudah punya Tagana, kelompok siaga bencana, itu bisa digerakkkan OPD terkait, ketika bencana terjadi, sesuai SOP kabupaten kota harus bergerak mulai dari tingkat kelurahan," jelas Mahyeldi.
Sementara, soal Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumbar tentang Siaga Darurat Bencana sampai 31 Desember 2021, Mahyeldi menyebut dirinya belum melihat dan menandatangani surat tersebut. Surat tersebut disiapkan oleh BPBD Sumbar.
Menurutnya untuk penanggulangan bencana, masing-masing kabupaten kota sudah punya SOP.
"Ketika bencana, lurah cepat mengambil tindakan. Setelah itu baru dibantu kabupaten kota. Ada dana tanggap darurat. Ini penanggulangan dalam waktu cepat," katanya.