Langgam.id - Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand Andani Eka Putra mengatakan, bahwa penanganan covid-19 di Sumbar masih belum optimal.
Namun begitu terang Andani, perkembangan kasus cenderung menurun signifikan. Hal ini disampaikan Andani, berdasarkan kondisi pandemi dan perkembangan vaksin di Sumbar minggu ke-37/2021.
Data ini dikeluarkan Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand.
Andani mengungkapkan, dihubungkan dengan ketidakpatuhan protokol kesehatan, capaian vaksin yang rendah, upaya 3T (Testing, Tracing dan Treatment) yang tidak optimal, dapat dihipotesiskan bahwa membaiknya kondisi Sumbar lebih karena herd immunity varian dan viral competition.
"Viral competition dibuktikan dengan tertekannya varian virus B1.466.2 oleh Delta," ujar Andani dalam keterangannya yang diterima langgam.id, Senin (20/9/2021).
Selanjutnya jelas Andani, herd immunity varian dapat dibuktikan dengan data saat proporsi mencapai 100 persen, kasus akan cenderung turun.
Baca juga: Stok Vaksin di Sumbar 414.582, Dr Andani: Tingkatkan Kecepatan Vaksinasi
Ia mengungkapkan, bahwa data ini memperlihatkan kuatnya pengaruh varian virus dibanding protokol. Konsekuensi yang ditanggung adalah besarnya angka kematian, khususnya yang tidak tercatat di luar rumah sakit.
"Jadikan ini pelajaran untuk perbaikan ke depan," harapnya.
Selanjutnya, Andani mengatakan, terdapat tiga pola varian virus yang identik dengan tiga puncak perkembangan pandemi di Sumbar.
Yaitu, Agustus-November 2020 (mutan D614G), April-Mei 2021 (B.1.466.2). Serta, Juni-Agustus 2021 (Delta).
Andani mengatakan, perkembangan covid-19 masih mungkin terjadi. Oleh Sebab itu, fondasi pengendalian harus dibangun.
Yaitu terang Andani, dengan konsep pemberdayaan, dan peningkatan partisipasi masyarakat. Serta, penegakan hukum dalam menjamin prokes dijalankan dan 3T dilaksanakan dengan baik.