Langgam.id - Polisi terus melakukan penyelidikan terkait kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar). Hingga kini, penyebab dan pelaku atas insiden terbakarnya Hutan Produksi Konversi (HPK) di perbatasan Kecamatan Lunang dan Balai Ampek Basa Tapan itu, masih misterius.
Kasat Reskrim Polres Pesisir Selatan AKP Allan Budi Kusumah mengatakan, pihaknya baru memeriksa dua orang terkait kasus karhutla tersebut. Mereka merupakan masyarakat setempat yang berstatus sebagai saksi.
"Kami masih dalam tahap lidik soal penyebab dan pelakunya. Sementara, dua orang masyarakat di sekitar (diperiksa sebagai saksi)," ujar Allan dihubungi langgam.id, Jumat (16/8/2019).
Ia juga mengklaim, hingga kini, proses pemadaman api telah dihentikan tim gabungan. Sebab, titik api di kawasan yang terbakar tidak terpantau lagi.
"Sudah enggak. Sudah selesai kemarin proses pemadaman. Api sudah padam. Pemadaman juga terbantu cuaca hujan," katanya.
Senada dengan itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan juga membenarkan soal dihentikannya proses pemadaman sementara lantaran titik api sudah tidak terpantau.
"Beberapa hari ini lokasi diguyur hujan dan itu sangat membantu. Saat ini, ada beberapa titik yang mengeluarkan asap, tapi tidak tebal. Ini saya sama tim gabungan TNI lagi diperjalanan keluar dari kawasan, cuaca gerimis," kata Kasi Kedaruratan BPBD Pesisir Selatan Doni Boy.
Untuk tindakan selanjutnya, laporan proses pemadaman telah disampaikan ke pimpinan beserta diteruskan ke Kodim 0311 Pesisir Selatan. "Kegiatan kami di lapangan sampai hari Jumat. Mengingat besok (Sabtu) kami upacara kemerdekaan. Dan itu sudah disampaikan ke pimpinan termasuk ke Dandim 0311 Pesisir Selatan Letkol Kav Edwin Dwiguspana," tutupnya.
Seperti diketahui, sumber titik api kebakaran HPK di Pesisir Selatan terpantau dari aplikasi Lapan Fire Hotspot yang dilakukan Kodim 0311 Pesisir Selatan pada Sabtu (10/8).
Selanjutnya, pihak Kodim beserta tim BPBD melakukan pengecekan. Untuk dampak kawasan yang terbakar masih dalam perkiraan yang mencapai 50 hektare. (Irwanda/RC)