Langgam.id - Senator asal Sumatra Barat (Sumbar), Emma Yohanna, menyesalkan lambatnya pemerintah daerah menangani masalah drg. Romi Syofpa Ismael.
Menurutnya, langkah yang diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan (Solsel) sangat terlambat karena baru bereaksi setelah kasus drg Romi Syofpa Ismael mencuat hingga ke nasional.
Apalagi, kata Emma, permasalahan pembatalan kelulusan CPNS itu dialami warga Sumbar. Seharusnya, kasus ini dapat diselesaikan di daerah setempat.
"Kenapa tidak waktu di daerah itu diselesaikan? Ini sudah sampai di nasional baru Pemkab Solsel mengambil sikap. Rasanya terlambat menanggapi dan menyikapi kondisi yang dialami masyarakat kita sendiri," ujar Emma kepada langgam.id usai menghadiri grand final kompetisi bintang cilik di Padang, Jumat (2/8/2019) malam.
Anggota DPD RI itu juga mengaku tidak menyangka kasus drg Romi Syofpa Ismael berlanjut hingga ke nasional. Sebelumnya, Emma mengatakan dirinya juga pernah mengomentari atas permasalahan ini.
"Dia (drg Romi) kan sudah melalui proses (dalam pendaftaran). Jadi tidak ada masalah (seharusnya)," ujarnya.
Emma berpendapat, selagi seseorang itu memiliki kemampuan meski mengalami kekurangan berhak mendapatkan peluang. Ia menegaskan tidak halangan bagi para disabilitas meraih pekerjaan.
"Disabilitas tidak menjadi penghalang. Mereka berhak mendapatkan pekerjaan, mereka berhak mendapatkan peluang pekerjaan selagi itu dibatas kemampuan mereka bekerja," kata dia.
Emma berharap kasus yang dialami drg Romi Syofpa Ismael menjadi pelajaran bagi Pemkab di Sumbar untuk berhati-hati mengambil keputusan. Sehingga kasus ini tidak terulang kembali.
"Mau tidak mau (sekarang) Pemkab Solsel tentu mengikuti keputusan yang dilakukan pusat. Artinya Kembalikan drg Romi Syofpa Ismael sebagai pegawai yang telah lulus CPNS," pungkasnya. (Irwanda/HM)