Langgam.id - Sumatra Barat (Sumbar) memiliki banyak kampung adat dengan ciri khas nya masing-masing. Di Kabupaten Pasaman Barat, ada sebuah kampung tertua bernama Tinggam Kajai.
Perkampungan ini lebih tepatnya berada di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat. Di dalam kawasan perkampungan Tinggam Kajai, terdapat tiga buah kampung tradisional, yaitu kampung Tinggam Mudiak, kampung Tinggam Hilia serta kampung Kasiak Putiah. Ketiga kampung tersebut juga berada pada jorong yang sama yaitunya Jorong Lubuak Sariak.
Dilansir dari situs resmi Kebudayaan Kemendikbud, perkampungan Tinggam ini pada awalnya didirikan oleh Siak Bonda (Tongku atau Tuanku Imam) yang mendapat tugas dari Yang Dipertuan Daulat Parit Batu yang berkedudukan di Simpang Empat.
Secara wilayah adat, perkampungan yang ada di Jorong Lubuak Sariak berjumlah 2 kelompok, dua di antaranya masih dalam satu kawasan yang dinamakan Perkampungan Tinggam, dan 1 kelompok dinamakan Kampung Kasiak Putiah.
Dalam tatatan adat, masing-masing perkampungan dipimpin oleh datuk. Datuk Sati (Suku Jambak) di Tinggam Mudiak, Datuk Managun (suku Caniago) di Tinggam Hilie, dan Datuk Sutan Gumbalo (suku Caniago) di Kasiak Putiah. Kedua perkampungan ini memiliki keunikan dengan perkampungan yang tertata serta arsitektur Minangkabau yang berbeda dengan arsitektur Minangkabau pada umumnya.
Kawasan Kampung Adat Tinggam merupakan perkampungan lama yang dihuni oleh sekitar 100 kepala keluarga. Perkampungan Tinggam merupakan salah satu bentuk perkampungan tradisional yang secara historiografi tradisional Minangkabau (tambo) merupakan wilayah rantau.
Secara umum, bangunan yang ada di Tinggam berbahan kayu. Di perkampungan Tinggam setidaknya terdapat 52 bangunan kayu yang terdiri dari 49 rumah dan 3 bangunan rangkiang (sopo). Selain bangunan kayu, pada sisi timur pada perkampungan terdapat bangunan masjid yang telah menggunakan bahan semen, bata.
Rumah di Kawasan Kajai memiliki keunikan dan keunggulan, dimana masyarakatnya telah memahami penataan dan penggunaan ruang yang telah terlihat dari perkampungan yang tertata dengan sangat baik serta memiliki pola tata ruang yang teratur. Pola susunan bangunan termasuk dalam kategori pola linier, yang mana bangunan berada di sisi barat dan timur yang dipisah oleh jalan.
Wilayah perkampungan tradisional Tinggam secara geografi berada di lembah perbukitan yang berada di sisi barat, utara dan selatan, sedangkan pada sisi selatan terdapat sungai yang oleh masyarakat setempat dinamakan Sungai Batang Tinggam.
Bangunan rumah tinggal yang ada di Perkampungan Tinggam memiliki beberapa variasi baik bentuk atap, bentuk pintu, bentuk jendela dan tangga. Namun, secara umum bangunan rumah tinggal berbentuk rumah panggung.
Bagian kolong rumah ada yang masih memakai batu sandi dan adapula yang sudah diganti dengan semen. Ada pula bangunan rumah tinggal yang berbentuk rumah bagonjong dengan jumlah gonjong genap (2 gonjong) yang dilengkapi dengan gonjong tambahan pada bagian pintu dan tangga. Rumah bagonjong yang masih tersisa terlihat memakai sistem tradisional (sistem pasak).
Dikutip dari wikipedia, sebagian besar masyarakat di perkampungan ini menggantungkan hidupnya menjadi petani, berkebun, serta beternak. Selain itu ketika waktu senggang, mereka membuat kerajinan tangan seperti tempat penangkap ikan.
Masyarakat setempat juga banyak yang jadi peternak ikan. Animo masyarakat di sana cukup tinggi dalam usaha budidaya ikan, terutama ikan nila dan ikan mas. Selain itu, masyarakt Tinggam Kajai juga memiliki usaha tani dalam pengolahan minyak nilam.(*/Ela)