Langgam.id - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr M Djamil Padang mengalami kekurangan alat bantu pernapasan atau ventilator untuk penanganan pasien Covid-19. Pihak rumah sakit berusaha meminjam alat tersebut ke rumah sakit lain di Sumatra Barat (Sumbar).
Direktur Umum SDM dan Pendidikan RSUP M Djamil Padang Dovy Djanas mengatakan, saat ini pihaknya punya14 ventilator jenis multi purpose atau jenis invasive. Ventilator ini digunakan untuk penanganan pasien Covid-19 yang tergolong keadaan berat.
"Kita punya 14 ventilator itu, sudah terpakai 13, jadi kita punya sekarang hanya sisa satu, kita kan takutnya ada lonjakan kasus, jadi kita mempersiapkan ventilator tambahan untuk antisipasi itu," katanya, Sabtu (15/5/2021).
Menurutnya ventilator yang dibutuhkan memang yang jenis multi purpose atau invasive. Sementara ventilator sendiri ada jenis invasive dan non invasive. Kalau bisa pihaknya ingin ada tambahan yang untuk multi purpose.
Saat ini menurutnya sudah ada dapat bantuan setelah berkoordinasi dengan Wakil Gubernur Sumbar. Ada dua ventilator dipinjamkan dari Semen Padang Hospital (SPH). Diharapkan dari yang dipinjamkan ini dapat antisipasi kalau ada lonjakan kasus.
"Kita tidak tahu berapa harus disiapkan, kalau memang perlu banyak tentu kita harus siapkan, kita sekarang ini kita juga sedang menambah layanan di lantai tiga, mudah-mudahan kalau sudah selesai ruangnya bisa ditambah lagi alat-alatnya termasuk ventilator," ujar Dovy.
Meski demikian, pihaknya tidak ingin ada lonjakan kasus Covid-19. Namun berdasarkan arahan dr Andani Eka Putra bisa saja ada lonjakan kasus sehingga harus ada antisipasinya sejak sekarang. Dia berharap hal ini menjadi perhatian dari pemerintah daerah.
"Ini menjadi keinginan kita sebagai rumah sakit berkoordinasi dengan Pemerintahan provinsi dan pihak terkait, tetapi kita doakan tidak ada lonjakan kasus, antisipasi yang penting," katanya.
Dia mengatakan, dari kapasitas ruang yang tersedia, pihaknya butuh sekitar 5 sampai 10 ventilator lagi. Selain diharapkan dari rumah sakit yang di Sumbar, pihaknya juga melaporkan ini kepada Kementerian Kesehatan.
"Kita sudah berkirim surat ke pusat, mudah-mudahan segera difasilitasi, tinggal urusan administrasi, tentu kita butuh juga koordinasi," ujarnya. (Rahmadi/SS)