Langgam.id - Zona oranye (risiko sedang) penyebaran Covid-19 di Sumatra Barat (Sumbar) berkurang dari sebelumnya 17 daerah menjadi tinggal 15 kabupaten/kota. Meski demikian, tiga kabupaten diingatkan karena skornya mendekati kategori zona merah.
Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal merilis hal tersebut di situs resmi Pemprov Sumbar, Minggu (9/5/2021). Menurutnya, penetapan zonasi risiko penyebaran Covid-19 Sumbar pada minggu ke-60 pandemi ini berdasar perhitungan 15 indikator.
Zona oranye berkurang, membuat zona kuning bertambah. Pada pekan ini, sebanyak empat daerah masuk zona kuning (risiko rendah) penyebaran Covid-19. Sementara, tidak ada kabupaten dan kota di Sumbar yang berada di zona merah (risiko tinggi) dan zona hijau (tanpa kasus).
Pembagian zonasi terbaru yang disusun oleh Satgas tersebut, menurutnya, berlaku sepekan, yakni pada 9-15 Mei 2021. Sepekan kemudian, zonasi kembali akan dihitung berdasar indikator yang sama.
Sebanyak 15 kabupaten dan kota yang berada di zona oranye kali ini adalah:
1. Kabupaten Solok Selatan (skor 2,40)
2. Kota Padang (skor 2,38)
3. Kabupaten Sijunjuang (skor 2,31)
4. Kota Sawahlunto (skor 2,29)
5. Kabupaten Solok (skor 2,24)
6. Kabupaten Pesisir Selatan (skor 2,20)
7. Kabupaten Padang Pariaman (skor 2,20)
8. Kota Payakumbuh (skor 2,19)
9. Kota Padang Panjang (skor 2,18)
10. Kabupaten Pasaman (skor 2,13)
11. Kabupaten Agam (skor 2,13)
12. Kota Bukittinggi (skor 2,00)
13. Kabupaten 50 Kota (skor 1,98)
14. Kabupaten Pasaman Barat (skor 1,93)
15. Kabupaten Tanah Datar (skor 1,85)
Sedangkan empat kabupaten dan kota yang berada di zona kuning adalah:
1. Kota Pariaman (skor 2,99)
2. Kabupaten Kepulauan Mentawai (skor 2,54)
3. Kota Solok (skor 2,44)
4. Kabupaten Dharmasraya (skor 2,41)
Jasman menyebutkan, Kabupaten Tanah Datar, Pasaman Barat dan Limapuluh Kota berada pada zona paling buruk (skor dibawah 2,00). "Skor Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten 50 Kota mendekati zona merah," tulisnya.
Satgas Pemprov berharap, Satgas Covid-19 di tiga kabupaten itu segera melakukan semua upaya yang dianggap perlu dan penting untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 di wilayahnya.
Sedangkan Kabupaten Solok Selatan, menurutnya, menunjukkan tren yang baik dalam penanganan penyebaran covid-19 di Sumatera Barat. " Kota Pariaman menjadi yang terbaik minggu ini dengan skor tertinggi 2,99 (sesuai indikator kesehatan masyarakat)," kata Jasman.
Indikator kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penurunan jumlah kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%)
2. Jumlah kasus aktif pada pekan terakhir kecil atau tidak ada
3. Penurunan jumlah meninggal dari kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%)
4. Penurunan jumlah meninggal dari kasus ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%)
5. Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%)
6. Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%)
7. Kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif
8. Insiden kumulatif kasus positif per 100.000 penduduk
9. Penurunan laju insidensi kasus positif per 100.000 penduduk
10. Penurunan angka kematian per 100.000 penduduk
11. Jumlah pemeriksaan sample diagnosis mengikuti standar WHO (1 orang diperiksa per 1000 penduduk per minggu) pada level provinsi
12. Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama 2 minggu
13. Positivity rate kurang dari 5% (dari seluruh sampel diagnosis yang diperiksa, proporsi positif hanya 5%)
14. Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS rujukan mampu menampung lebih dari 20% jumlah pasien positif COVID-19
15. Jumlah tempat tidur di RS rujukan mampu menampung lebih dari 20% jumlah ODP, PDP, dan pasien positif COVID-19. (*/SS)