DataLanggam - Sejumlah literatur mencatat tanggal 9 Juli dalam sejarah Sumatra Barat. Pada tanggal tersebut, terjadi peristiwa yang bertempat atau terkait dengan Sumbar di masa lalu. Berikut catatan sejarah itu:
9 Juli 1833
Serangan ke Kamang dari 3 Jurusan
.
Kamang - Tentara Hindia Belanda menyerang Benteng Padri di Kamang dari 3 jurusan. Masing-masing dipimpin Mayor du Bus (Tilatang), Letnan Kolonel Elout (Salo) dan Mayor de Quay (Suliki). Pasukan Padri membuat pertahanan di bukit-bukit sekitar jalan yang menuju Kamang. Tetapi Belanda menerobos masuk setelah membakar rumah-rumah yang terletak di perjalanan ke Kamang. Kaum Padri mundur ke perbukitan menyiapkan serangan balasan. Sejumlah pimpinan pasukan Padri tertangkap Belanda.
.
Sumber:
- Sartono Kartodirdjo dalam "Sejarah Perlawanan-Perlawanan terhadap Kolonialisme" (1973) hlm 111
9 Juli 1946
Serangan Pejuang ke Markas Sekutu
.
Padang - Secara berturut-turut sejak tanggal 7 hingga 9 Juli 1946, para pejuang menyerang markas Sekutu/NICA di Padang. Serangan gabungan tersebut membuat Sekutu mengeluarkan peraturan jam malam untuk Kota Padang. Peraturan ini ditentang Kepala Polisi Padang Johny Anwar.
.
Sumber: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam "Sejarah Sumatra Barat" (1978) hlm 134
9 Juli 1949
Ketua PDRI Meninggalkan Sumbar
.
Bukittinggi - Ketua PDRI Sjafruddin Prawiranegara meninggalkan Sumatra Barat bersama utusan Bung Hatta yang dipimpin Mohammad Natsir. Rombongan terbang dari Lapangan Udara Gadut, Bukittinggi ke Jakarta dan transit semalam sebelum menuju Yogyakarta. Untuk pertama kalinya, ia meninggalkan Sumbar sejak memimpin PDRI pada 19 Desember 1948 dan bergerilya ke berbagai pelosok nagari yang menjadi ibu kota di zaman darurat.
.
Sumber:
- Mestika Zed dalam "Somewhere in The Jungle: Pemerintah Darurat Republik Indonesia" (1997) hlm 287
- M. Dzulfikriddin dalam "M. Natsir dalam Sejarah Politik Indonesia" (2010)